Perbedaan Adab dan Akhlak Menurut Ustadz Adi Hidayat

Saskia Rahma Nindita Putri/Net Karanganyar
Ustad, Adi Hidayat tentang adab dan Akhlak (Foto: Okezone)

Lebih lanjut Ustadz Adi menjelaskan, ia mengisahkan pengalamannya saat mengunjungi Negeri Sakura tersebut. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap budaya yang melekat pada tiap individu di Jepang, sebagaimana saat ia melihat terdapat sebuah anting emas yang jatuh di tempat penyeberangan jalan.

Menakjubkannya, tak seorang pun yang berniat untuk mengambilnya. Jika mendapati sebuah barang jatuh di tengah jalan, mereka justru akan lebih tergerak untuk memindahkan barang tersebut ke pinggir jalan sehingga barang jatuh tersebut tak rusak terinjak dan mudah ditemukan bagi yang merasa kehilangan.

“Ini yang dapat dikatakan sebagai adab. Kalau mau dapatkan adab, ukurannya bukan hanya dari negara muslim saja. Negara non-muslim juga bisa (mencontohkan adab),” ungkapnya.

Namun, berbeda dengan akhlak, akhlak dimaknai sebagai nilai kemuliaan yang dihasilkan dari proses beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya, orang yang beradab tak bisa dipastikan bahwa ia berakhlak. Nilai inilah yang dapat dikatakan fitrah kehidupan, karena didapati dari yang dihasilkan oleh ibadah.

Terkait dengan itu, proses penciptaan manusia disebut 'khalaq' Sedangkan, penciptanya disebut dengan 'khaliq'. Sehingga, Allah Subhanahu wa Ta'ala disebut sebagai sang khalik. Hal ini sebagaimana tertulis dalam Surat Al-Hijr ayat 28, yang artinya:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk,” (QS. Al Hijr [15]: 28).

Karakter manusia yang mulia bisa diperoleh melalui ibadah untuk mencapai akhlak tinggi. Seperti contohnya akhlak yang dimiliki oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang didasari oleh ibadah sepanjang hayat beliau.

Ibadah-ibadah yang dijalankan dengan benar secara tak langsung akan membentuk sebuah akhlak yang mulia. Hal ini yang otomatis akan menghindari orang beriman untuk mendekati maksiat, seperti meminum khamr dan berzina.

“Makanya kita diminta untuk sholat, puasa, baca Alquran supaya memiliki akhlak. Apa nilai kemuliaan dari akhlak? Bukan hanya sekadar disiplin dan jujur, tetapi lebih tinggi dari itu. Yakni bagaimana meninggalkan semua yang tidak baik, seperti khamr dan zina,” papar pendakwah kelahiran Pandeglang, Banten ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan beribadah, salah satunya dengan sholat dapat membentuk akhlak dalam diri seseorang.

Editor : Ditya Arnanta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network