Sama seperti keyakinan masyarakat Selo. Masyarakat Selo belum akan mengungsi bila abu vulkanik memenuhi seluruh perkampungan termasuk jalan di Kecamatan Selo.
Padahal, jarak Kecamatan Selo ke puncak Gunung Merapi hanya berjarak 5 KM.
iNewskaranganyar.id sendiri pernah melihat langsung betapa tenangnya masyarakat Selo ini tetap melakukan aktivitas sehari-hari, saat erupsi besar terjadi spada 1 November 2010 silam.
Masyarakat Selo memiliki keyakinan bila abu vulkanik belum menutup desa mereka, erupsi besar Merapi belum akan terjadi (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)
Saat erupsi besar itu terjadi, sekira pukul 5.22 WIB, dari Kecamatan Selo, terliha jelas erupsi Gunung Merapi
Termasuk awan panas atau wedus gembel sudah berulang kali keluar, masyarakat Selo masih tetap tenang.
Aktifitas jual beli di pasar sayur terbesar di lereng Gunung Merapi ini terlihat mulai ramai. Begitu pula di Jrakah.
Anehnya, meski daerah sekitar Selo, sudah tersentuh abu vulkanik, namun daerah ini, sama sekali tak tersentuh.
Saat itu iNewskaranganyar.id merasa penasaran dengan fenomena aneh yang terjadi di Kecamatan yang terletak persis di bawah puncak Gunung Merapi.
Dan rasa penasaran itupun sirna, saat beberapa warga mengatakan rasa tenang warga masyarakat Selo, meski Gunung Merapi ini bergejolak dikarenakan adanya Gunung Bibi di bagian selatan Gunung Merapi.
Meski tak setinggi Merapi, namun gunung ini terlihat lebih angker karena senantiasa diselimuti kabut.
Gunung yang berlokasi di wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah itu dipercaya sebagai pelindung oleh warga setempat dari amukan Merapi.
Hal itu tak lepas dari kepercayaan warga setempat yang menganggap Gunung Bibi adalah ibu kandung Gunung Merapi.
“Kami percaya Kecamatan Selo adalah wilayah paling aman. Kecamatan Selo baru akan terkena dampak letusan, bila Gunung Merapi memasuki tahap akhir erupsi dan akan kembali tenang,” ujar Suladi, salah seorang warga Desa Selo, Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu (1/9/2022).
Gunung Bibi oleh warga setempat dipercaya sebagai hutan larangan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, di hutan gunung tersebut masih banyak hewan-hewan liar dan buas.
“Juga makhluk-makhluk gaib,” imbuh Suladi.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait