KARANGANYAR,iNews.id - Kampung Para Crazy Rich di Karanganyar begitu julukan yang saat ini disandang warga Tlobo dan Jatisari, Jatiyoso, Karanganyar. Bagimana tidak, bagaikan dongen pembebasan lahan untuk proyek pembangunan bendungan Jlatah yang terletak disisi barat lereng pedunungan Lawu selatan itu merubah kehidupan mereka.
Pasalnya, mereka mendapatkan ganti untung yang cukup besar, sehingga bisa memperbaiki perekonomiannya. Bahkan, beberapa di antara mereka juga bisa mereka juga bisa membeli tanah lagi untuk bercocok tanam agar tidak kehilangan mata pencaharian.
Dan ada pula yang membangun rumah mewah lengkap dengan prabotan serta kendaraan mewahan untuk keperluan sehari-hari. Mereka sadar, bahwa uang hasil pembebasan lahan harus dikelola dengan baik agar tidak habis begitu saja.
Perkampungan miliader warga yang terkena penggusuran proyek bendungan Jlantah ini berada di jalan raya Jatiyoso ke Jatipuro. Sehingga, bila melintasi ruas jalan ini jangan terkejut melihat deretan rumah belantai dua berdiri.
pembebasan lahan untuk proyek pembangunan bendungan Jlatah merubah kehidupan mereka (Foto: Tangkapan Layar Youtube)
Padahal, sebelum ada rumah mewah, ruas jalan ini dahulunya lahan kosong dan hutan. Mayoritas rumah yang berdiri, bergaya moderen dan kendaraan yang dimiliknya itupun mulus-mulus.
Kemenculan rumah-rumah mewah ini tergolong baru dan bisa dibilang serentak karena dibangun mulai tahun 2021.
Bahkan sampai saat ini masih ada dalam tahap pembangunan. Meski berada dalam satu ruas jalan, namun sebenarnya deretan rumah mewah ini berada di dua dusun. Yaitu dusun Winong, Desa Jatisawit, Jatiyoso dan Dusun Bondukuh, Desa Jatiroyo, Jatipuro.
Salah seorang warga penerima ganti untung proyek pembangunan waduk Jlantah Agus Supriyadi ini misalnya. Meski tidak menyebutkan berapa ganti untung yang diterimannya, namun dirinya bisa membeli tanah lagi.
Tak hanya membeli tanah dimana permeternya dia membeli dengan harga Rp 600 ribu, namun dia pun bisa mendirikan rumah baru yang cukup mewah. Agus mengakui kalau dia menghabiskan uang hingga Rp 1 miliar untuk mendirikan rumah dan membeli ukiran jati asli dari Jepara.
mereka mendapatkan ganti untung yang cukup besar, sehingga bisa memperbaiki perekonomiannya (FotoL Tangkapan Layar Youtube)
"Saya dulunya merantau berjualan bakso. Alhamdulillah sekarang saya bisa hijrah di kehidupan yang lebih baik. Dulu saya membeli tanah disini itu permeternya masih murah. Yaitu Rp600 ribu/ Tapi sekarang haranya sudah mahal, permeternya Rp1,1 juta. Tapi ini yang dipinggir jalan. Kalau yang didalam itu hargannya masih Rp300-400 ribu permeternya,"papar Agus seperti dilihat iNewskaranganyar.id dari kanal Youtube Jejak Richard, Senin (4/7/2022)
Tak hanya dirinya saja yang bisa membangun rumah, Agus pun mampu membuatkan rumah buat anak-anaknya. Sejak mendapatkan ganti untung, anak-anak Agus melarang dirinya untuk kembali merantau dan berjualan bakso.
"Anak-anak melarang saya merantau lagi. Saya mau minta apa saja dipenuhi. Sekarang saya juga bertenak kambing,"ungkap Agus.
Awalnya Pemerintah, ungkap Agus memberikan ganti untuk sebesar Rp100 ribu per meter persegi. Setelah direvisi harga tanah berubah menjadi Rp200 Ribu - Rp270 ribu permeter persegi.
Begitu pula dengan warga lainnya bernama Mbok Sugik. Mbok Sugik dulunya tinggal di Ngeroto. Karena tempat tinggalnya terkena proyek, maka dirinya pindah dan membeli rumah baru.
"Sekarang saya tinggal bersama anak-anak saya,"ungkapnya.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait