REMBANG,iNews.id - Kabupaten Rembang juga memiliki beragam kuliner yang sangat menggugah selera. Salah satunya adalah kuliner khas Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur. Kuliner khas itu adalah Lontong Tuyuhan.
Konon menurut cerita awalnya penjual Lontong Tuyuhan ini memakai pikulan saat berkeliling dari kampung ke kampung. Jenis makanan lontong memang sudah banyak dikenal orang, tetapi khusus Lontong Tuyuhan memiliki rasa berbeda.
Sebab, menunya tak sama dengan lontong yang dijual di tempat lain. Dinamakan Lontong Tuyuhan karena makanan khas tersebut berasal dan berkembang di desa Tuyuhan.
Bentuk lontong juga berbeda, jika biasanya lontong berbentuk lonjong makan untuk lontong khas Rembang ini berbentuk segitiga. Cita rasanya yang khas membuat makanan bersantan ini digandrungi banyak orang. Terlebih jika dimakan dalam porsi yang cukup banyak dan berulang kali, tidak akan membuat "mblenger."
Makanan khas ini terdiri atas lontong dengan sayur santan agak pedas yang menonjolkan rasa kemiri, jinten, dan bawang.
Lauk pauknya ayam kampung yang sudah dipotong-potong komplet dengan jeroan dan tempe, yang diberi bumbu merah rasa pedas. Rasanya hampir mirip opor,namun ada cita rasa pedasnya.
Rais, salah seorang pedagang lontong tuyuhan menyebutkan, secara garis besar untuk memasak lontong tuyuhan menyerupai sayur opor. Namun terdapat bumbu tambahan seperti bumbu dalam sayur semur.
“Ya semua bumbu opor masuk ke sini, tapi ada tambahan seperti ketumbar, merica dan lainnya. Ayamnya pakai ayam kampung, juga ada tempe kedelai biasa yang dimasukkan dalam sayurnya,” katanya.
Lontong dari masakan ini pun memiliki bentuk segitiga, beda dari lontong pada umumnya. Menurut Rais, ada filosofi tersendiri dalam bentuk lontong yang digunakan sebagai sajian lontong tuyuhan tersebut.
“Bentuknya segitiga ini merupakan simbol. Segitiga kan ada tiga sudut, jadi kita selalu berpegang pada tiga prinsip. Budaya atau sejarah, agama, dan pendidikan. Di situ kita diajarkan dan itu yang jadi acuan kita selama ini,” pungkasnya.
Dalam satu los bangunan yang semuanya diisi puluhan pedagang lontong tuyuhan, selalu saja ramai dikunjungi pembeli. Terlebih saat Bulan Ramadan, lokasi los pedagang lontong tuyuhan akan disesaki para pembeli dari ujung ke ujung.
“Biasanya kalau puasa malah saya gak sempet buka sendiri, dari puluhan pedagang sini malah biasanya sampai kurang-kurang. Padahal menunya sama,” jelasnya.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait