JAKARTA, iNews.id - Kementerian Agama menggelar sidang isbat penentuan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1443 H.
Dalam sidang Isbat yang digelar di Auditorium HM Rasjidi, kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Pemerintah memutusakan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1443 H jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022.
Keputusan Pemerintah Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1443 H ini tentu saja berbeda dengan PP Muhammadiyah.
Dimana, Muhammadiyah memutusakan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1443 H itu jatuh pada pada 9 Juli 2022.
Keputusan Pemerintah tentang Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1443 H jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022 ini didasari pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menerjunkan 29 tim untuk mengamati hilal awal bulan Zulhijah 1443 H.
Namun, terkait perbedaan Hari Raya Idul Adha 1443H, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi menghimbau umat Islam untuk tetap menjaga semangat persatuan dan kebersamaan. Ia menuturkan, Idul Adha merupakan Hari Raya Kurban yang waktunya sampai ahya muntasrik.
Selain itu, Kiai Jaidi juga mengimbau untuk menghormati umat Islam yang sudah mendahului untuk merayakan Idul Adha. Juga sebaliknya, kaum Muslimin yang sudah merayakan hendaknya menghormati mereka yang sedang berpuasa Arafah karena masih menganggap tanggal 9 Dzulhijjah.
"Jadi artinya 9 Dzulhijjah itu hari Arafah (atau) hari Tasua di tanggal 9 Dzulhijjah. Bagi kita yang di luar menunaikan ibadah haji disunahkan untuk berpuasa 9 Dzulhijjah walaupun saudara kita sudah berlebaran haji," kata dia.
Di saat tersebut, Kiai Jaidi sangat menekankan untuk saling menghormati, juga semangat untuk berkurban, semangat setia kawan, saling menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim.
Menurut dia, hal ini menjadi point yang paling penting dalam perayaan Idul Adha. Terlebih lagi persatuan dan kesatuan umat sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi akhir-akhir ini dalam situasi politik yang beraneka ragam, situasi hoaks, atau mendiskreditkan umat Islam.
"Jadi harus menyatukan barisan kita, menyatukan semangat untuk kepentingan agama dan negara. Itu semangatnya yang tidak boleh kendur,"terangnya.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait