JAKARTA,iNews.id - Setelah melalui perjalanan selama 11 jam dari Polandia menggunakan Kereta Luar Biasa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana akhirnya tiba di Kyiv, Ukraina.
Setelah pintu gerbong kereta terbuka, Presiden dan Ibu Iriana turun dari kereta disambut oleh Deputi Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Senik, Kepala Komisi Hubungan Antar Pemerintah Ukraina-Indonesia Taras Kachka, dan pejabat KBRI Kyiv.
Di hari keempat agenda kunjungan kerjanya ke luar negeri, Presiden dan Ibu Iriana akan berada di Ukraina untuk melakukan sejumlah kegiatan, diawali dengan mengunjungi puing-puing kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin.
Presiden dan Ibu Iriana juga diagendakan berkunjung ke Pusat Ilmiah dan Bedah Endokrin, Transplantasi Organ dan Jaringan Endokrin Ukraina di Kota Kyiv.
Pada siang harinya, Presiden Jokowi akan ke Istana Maryinsky untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Sore harinya, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan terbatas akan kembali ke Stasiun Central Kyiv untuk kemudian bertolak menuju ke Stasiun Przemysl di Polandia dengan menggunakan KLB.
Kedatangan Jokowi ke negara yang tengah berkonflik itu menjadi kunjungan pertama kepala negara di Asia dan negara-negara gerakan non-blok yang mengunjungi Ukraina setelah invansi yang dilakukan Rusia.
Jokowi melakukan lawatannya ke Ukrania dan Rusia usai menghadiri KTT G7 dengan misi mendamaikan kedua negara yang tengah berkonflik itu.
"Jadi Presiden Jokowi adalah kepala negara pertama dari Asia dan juga kepala negara pertama dari Gerakan Non Blok yg mengunjungi Ukraina. Dan yg makin istimewa kunjungan dilanjut ke Rusia," tulis Koordinator Stafsus Jokowi, Ari Dwipayana dalam akun Instagramnya, Selasa (29/6/2022).
Dia mengatakan bahwa misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia bagian dari tanggung jawab Indonesia sebagai negara yang memegang keketuaan G20. Selain itu, Indonesia secara historis menjadi pendiri gerakan non-blok, perintis Konfrensi Asia Afrika dan menyuarakan kepentingan negara Asia-Afrika dan Amerika Latin.
"Perjalanan ke Ukraina dan Rusia adalah langkah diplomasi yg tdk mudah. Tapi, Indonesia sdh menunjukkan ke dunia bahwa Presiden Jokowi tdk pernah menunggu. Presiden datang langsung menemui pimpinan tertinggi dua negara untuk menyerukan perdamaian krn perang telah membawa korban jutaan rakyat di negara berkembang dan miskin," ujarnya.
"Krisis energi, krisis pangan dan lonjakan inflasi, telah menyebabkan banyak negara terancam menjadi negara gagal. Berhentilah berperang, seluruh dunia telah merasakan dampaknya," imbuh dia.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait