SOLO, iNews.id - Kota Solo dikenal sebagai kota Budaya. Tradisi Jawa sangat kental di kota Solo termasuk dalam percakapan sehari-hari.
Ada beberapa istilah dalam bahasa Jawa yang unik termasuk dalam pengucapannya kental dengan logat Jawa.
Dilansir dari laman resmi pemkotsolo.go.id, Kota Solo memiliki istilah-istilah khas yang populer dan biasa digunakan dalam keseharian masyarakat Solo.
1. Oglangan
Oglangan berarti mati lampu atau mati listrik. Warga asli Solo biasa menyebut istilah ini saat terjadi mati listrik atau mati lampu.
Contoh penggunaan kalimat: “Wah, ameh nyetrika e malah oglangan.” (Wah mau nyetrika baju aja kok malah mati lampu)
2. Jiblok / Jiglok
Meski terbilang seperti kata umpatan tapi kata ini tidak untuk mengumpat loh. Kata ini memiliki arti jatuh atau kecelakaan.
Contoh penggunaan kalimat: “Aku mau bar jiglok neng proliman.” (Aku tadi habis jatuh di daerah proliman.)
3. Mokmen
Uniknya kata ini merupakan plesetan dari bahasa inggris “moment please” yang berarti “bisa minta waktu sebentar?”. Hal ini karena masyarakat lekat dengan bahasa lokal maka plesetan kata itu pun muncul. Kata mokmen identik dengan polisi saat razia. Maka dari itu kata ini memiliki arti tilangan atau razia polisi.
Contoh penggunaan kalimat: “Nek liwat Jalan Slamet Riyadi, ati-ati. Gowo surat-surat, neng kono enek mokmen lho!”. (Kalau mau lewat di Jalan Slamet Riyadi hati-hati. Jangan lupa bawa surat-surat lengkap. Disana ada mokmen lho!)
4. Teh Kampul
Istilah teh kampul ini memang sedikit terkesan aneh dan asing bagi masyarakat luar Solo. Tapi di kalangan Warga Asli Solo, istilah ini justru malah populer.
Teh kampul adalah nama salah satu jenis minuman teh yang mirip dengan lemon tea, di mana penyajiannya yaitu air teh ditambah dengan irisan jeruk nipis yang mengapung (kemampul). Kata “kampul” sendiri berarti “melayang-layang” yang mengacu pada jeruk nipis yang ada di dalam minuman teh tersebut.
Contoh penggunaan kalimat: “Tumbas teh kampul e setunggal njih, Bu” (Beli lemon tea nya satu ya Bu).
5. Cagak Ting
Cagak ting memiliki arti tiang listrik atau tiang lampu. Mengapa bisa disebut demikian? Karena “cagak” berarti tiang. Sementara “ting” adalah suara jika besi dipukul akan menghasilkan bunyi ting ting ting.
Contoh penggunaan kalimat: “Cagak ting neng Alun-alun wingi ambruk mergo udan angin” (Tiang listrik di Alun-alun kemarin ambruk karena terkena hujan angin).
6. Lengo Pet
Lengo pet adalah sebuah istilah untuk penyebutan minyak tanah bagi Warga Solo. Lengo dalam bahasa Jawa berarti minyak. Kata “pet” konon berasal dari kata “petrolium” yang merujuk pada istrilah untuk minyak bumi.
Contoh penggunaan kalimat: “Tak neng warung e Mbak Yuli sik yo, meh tuku lengo pet. (Aku pergi ke warungnya Mbak Yuli dulu ya, mau beli minyak tanah).
Editor : Ditya Arnanta