Sosok Eril Anak Ridwan Kamil di Mata Teman SMA, Kayuh Sepeda 35 Kilometer Demi Kembalikan Sepatu

JAKARTA, iNews.id - Delapan hari sudah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra sulung Ridwan Kamil dan Atalia Praratya belum juga ditemukan. Tim SAR Swiss masih melakukan pencarian di sungai Aaere tempat dimana Eril dikabarkan tenggelam.

Tenggelamnya Eril di sungai Aaere membuat teman-temannya teringat akan sosok pemuda tampan ini.

Baca Juga

Ustad Yusuf Mansur Tuai Kritik Gegara Teriak-teriak Saat Adzan Berkumandang

Salah satu akun twitter @septiannrs98 yang mengaku sebagai teman dari Eril menceritakan kenangannya kala bersama Eril kala masih duduk dibangku SMA.

Dalam utasnya, dia menceritakan pengalaman yang selalu membekas di hatinya bersama Eril.

“Hampir 8 tahun lalu, mungkin. Ketika itu saya masih kelas X di SMA, masih ingat dalam ingatan. Untuk pertama kalinya, anak seorang wali kota itu berinteraksi dengan saya. Sore hari menjelang pulang sekolah, dia meminjam sepatu saya. Untuk kegiatan kaderisasi, katanya,” tulis dia.

Baca Juga

Hujan Deras Sambut Kedatangan Jenazah Eril di Gedung Pakuan Bandung

Septian sempat kebingungan lantaran rumahnya jauh dari sekolah. Jika menunggu temannya itu, dia akan sampai di rumah malam hari. Setelah menunggu, akhirnya ia pulang jam 5 sore memakai sepatu dari Eril.

“Setelah pukul 7 malam saya sampai rumah, pukul 8 Eril membalas Line saya. Dia meminta untuk bertukar sepatu. Saya pikir: besok saja Ril, rumah saya jauh, apalagi dengan jarak rumah kamu, ujung ke ujung. Tapi, dia kekeuh mau sepatunya balik di hari itu juga,” lanjutnya.

Permintaannya untuk menukar kembali sepatu mereka keesokan hari, ditolak Eril. Dia ngotot untuk mengembalikan sepatu saat itu juga. Septian pun merasa khawatir karena rumahnya jauh. Apalagi saat itu, Eril hanya menggunakan sepeda.

Baca Juga

Tiba di Indonesia, Attalia Kamil Bagikan Kedatangan dan Prosesi Pemakaman Jenazah Eril

“Masa iya harus ke rumah saya, bolak balik dengan jarak rumahnya jadi 35km bersepeda? Apalagi, Soekarno Hatta yang ramai dan gelap membuat saya semakin khawatir,” tambahnya.

Namun benar, Eril akhirnya datang ke rumahnya. Dari momen tersebut, dia menilai Eril merupakan pribadi yang bertanggung jawab.

“Alasannya ternyata sepatu yang ia tukar dengan saya juga bukan sepenuhnya milik Eril? Mungkin milik saudaranya yang hanya ia pinjam hari itu. Dari situ saya pikir, dia orang yang sangat bertanggung jawab," katanya.

Editor : Ditya Arnanta