KARANGANYAR, iNews.id - Hari Raya Lebaran identik dengan tradisi mudik, berkumpul bersama keluarga, untuk merayakan hari kemenangan.
Apalagi dua tahun mudik dilarang, pulang kampung kali ini telah lama ditunggu, setelah Presiden Jokowi mengijinkan untuk balik kampung.
Seperti yang dialami oleh Hasan penjaga pintu perlintasan Kereta Api di Palur, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. Hasan, satu dari sekian orang yang tak bisa berkumpul dengan keluarga saat lebaran.
Pria yang sudah 10 tahun berprofesi sebagai penjaga palang pintu kereta api itu kembali mengubur keinginannya untuk bisa berkumpul bersama keluarga di hari kemenangan nanti.
Pasalnya, sehabis sholat Idul Fitri, Hasan harus kembali kerja demi tanggung jawab profesinya.
"Sebenarnya bisa saja saya minta gantian jaga kalau saya mau. Tapi saya berpikir teman-teman yang lainnya pun sudah pasti menginginkan berkumpul saat lebaran," ujar Hasan saat ditemui Inewskaranganyar.id, belum lama ini.
Hasan mengaku sejak diterima bekerja di PT KAI sebagai petugas jaga, dirinya belum pernah sekalipun merasakan kumpul dengan keluarga.
Untungnya, Hasan belum berkeluarga. Sehingga, meski tak bisa berkumpul dengan keluarga, bagi Hasan tak begitu masalah.
Justru sebaliknya, statusnya yang belum berkeluarga itulah, Hasan kerap kali diminta rekannya bertukar shiff jaga.
"Tak hanya Lebaran saja, kebetulan kalau ada rekan yang merayakan hari natal atau apalah, saya selalu diminta bergantian shif. Tapi tidak apa-apa yang penting mereka bahagia," ungkapnya.
Sebenarnya, Hasan tidaklah bertugas seorang diri. Dia dan tiga orang rekannya harus rela bekerja secara bergantian dalam dua shift, yakni pagi dan malam. Shift pagi bertugas mulai dari pukul 06.00-14.00 WIB, sementara untuk shift malam mulai pukul 14.00-22.00 WIB.
"Yang penting masih kebagian bisa ikut salat id," ujarnya.
Editor : Ditya Arnanta