Namun, pindahnya dia ke Pasar Senen ternyata tidak membuat segalanya menjadi lebih mudah. Iksan bercerita, baru beberapa hari saja di sana, dia sudah dipukuli oleh preman di terminal.
"Saya beraniin diri terjun ke terminal. Hari pertama aman saya ngamen, hari kedua aman, hari ketiga babak belur digebukin anak-anak. Sampe gitar yang saya minjem bawa dari kampung itu habis buat nangkisin botol ama batu. Sampe akhirnya ada polisi lepas tembakan ke atas, baru akhirnya lerai," kata Iksan.
Ditempa pengalaman dan kehidupan yang keras selama bertahun-tahun lamanya, Iksan akhirnya tumbuh menjadi seorang preman besar di terminal, yang membuat dirinya berkuasa di banyak area.
Kendati demikian, Iksan mengaku bahwa dirinya mendapatkan pencerahan setelah perjalanan spiritualnya. Bertobat, Iksan akhirnya meninggalkan profesinya sebagai preman.
"Saya akhirnya mulai belajar bisnis dari menjadi pedagang asongan. Waktu hijrah itu selesai di seniman jalanan, saya ngasong pak dari situ saya belajar," tuturnya.
Berita ini sebelumnya telah tayang di celebrities.id dengan judul "Kisah Preman Pensiun kini punya tambak udang beromzet Rp 50 Miliar Pertahun"
Editor : Bramantyo