Canggihnya ETLE Polda Jateng: Ribuan Pelanggaran Terekam Setiap Hari!

SEMARANG, iNewskaranganyar. id - Menjelang Operasi Ketupat Candi 2025, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Tengah terus mengoptimalkan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) sebagai bagian dari upaya modernisasi penegakan hukum lalu lintas.
Langkah ini juga merupakan bagian dari Operasi Keselamatan Candi 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas.
Kompol Indra Hartono, Kasi Dakgar Ditlantas Polda Jateng, menjelaskan bahwa sistem ETLE yang dikembangkan saat ini merupakan peningkatan signifikan dari sistem E-Tilang sebelumnya.
Dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan kamera pintar, sistem ini mampu mendeteksi berbagai jenis pelanggaran lalu lintas secara otomatis.
"Kami telah memasang 26 titik kamera ETLE statis di berbagai lokasi strategis di Jawa Tengah. Di Kota Semarang saja, tiga titik kamera mampu merekam lebih dari seribu pelanggaran setiap harinya," ungkap Kompol Indra Hartono.
Proses penindakan pelanggaran melalui sistem ETLE dilakukan secara cermat dan transparan. Setelah data pelanggaran terekam oleh kamera, petugas akan melakukan validasi selama tiga hari untuk memastikan keakuratan data. Surat konfirmasi pelanggaran kemudian dikirimkan kepada pemilik kendaraan dalam waktu lima hari.
"Pelanggar diberikan waktu tujuh hari untuk mengonfirmasi pelanggaran. Jika tidak ada konfirmasi, STNK kendaraan akan diblokir. Begitu pula jika denda tidak dibayar dalam 15 hari setelah mendapatkan kode pembayaran BRIVA," jelasnya.
Untuk memudahkan pembayaran denda, Ditlantas Polda Jateng menyediakan loket pembayaran di Mako Ditlantas dan layanan perbankan digital.
Sosialisasi sistem ETLE juga terus digencarkan ke seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, petugas di lapangan dilengkapi dengan kamera ETLE mobile untuk memperluas jangkauan pengawasan.
"Ke depan, kami akan memperluas cakupan sistem ETLE hingga ke daerah pelosok untuk memastikan seluruh masyarakat mematuhi peraturan lalu lintas," tambah Kompol Indra Hartono.
Dengan sistem ETLE, penindakan pelanggaran lalu lintas menjadi lebih efisien dan meminimalisir interaksi langsung antara petugas dan pelanggar.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi potensi kemacetan dan keluhan masyarakat. Sistem ini juga akan terus dikembangkan dengan fitur pengenalan wajah untuk meningkatkan akurasi identifikasi pelanggar.
Editor : Ditya Arnanta