Meskipun jumlah pernikahan di negara ini telah menurun secara signifikan dari sekitar 13,5 juta pasangan pada tahun 2013 menjadi 6,8 juta pada tahun 2022, banyak orang tua di China masih mendorong generasi muda untuk menikah karena pandangan tradisional dan harapan masyarakat.
Mereka merasa malu atau khawatir tentang masa depan pernikahan anak mereka, tetapi pendekatan ini sering kali hanya memperburuk situasi.
Sebuah komentar dari netizen menyatakan, "Ini adalah tekanan pernikahan khas China. Cinta tidak penting, yang penting adalah menikah; kebahagiaan tidak penting, yang penting adalah menikah."
Netizen juga menulis, "Ibu harus berkonsultasi dengan seorang terapis, tetapi mungkin dia akan menyalahkan istri anaknya dan terus mendorongnya untuk menikah lagi."
Komentar lain dari netizen menambahkan, "Ibuku pernah menangis, katanya dia tidak ingin hidup jika aku tidak menikah."
Banyak orang tua memaksa anak-anaknya menikah hanya untuk memenuhi keinginan mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan perasaan atau kebahagiaan anak-anak mereka. Mereka mengatakan bahwa itu untuk kebaikan anak-anak mereka, tetapi sebenarnya itu tindakan egois.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta