Ia mempersilahkan tim sukses atau kandidat Capres dan Cawapres untuk masuk menggelar talk show di lingkungan kampus. Hanya saja, kegiataan itu harus dilakukan ketiga Capres dan Cawapres, bukan satu kandidat saja.
"Kalau tidak bisa bersamaan, paling tidak waktunya yang bersamaa. Misal, jam 9 kandidat A, kemudian jam 10, kandidat B, jam 11 kandidat C, itu tidak apa-apa. Tapi kalau hanya satu kandidat saja, tidak diijinkan,"ungkapnya.
Ini, ungkap Jamal, sebagai bukti bila para rektor dari 21 Universitas se-Soloraya komitmen untuk tetap netral dan menjaga agar pemilu berlangsung damai.
Senada, Rektor Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, Prof Dr Sutoyo, MPd, mengatakan bila pihaknya sangat mendukung pelaksanaan deklarasi Pemilu damai.
“Sebagai Civitas akademika dimanapun, memiliki kewajiban untuk mensukseskan Pemilu dengan baik dan ini menjadi tanggung jawab kita semua. Kami dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mendukung sepenuhnya deklarasi Pemilu damai,” ujar Sutoyo.
Sedangkan ke 21 rektor yang mendeklarasikan pemilu damai itu berasal dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Universitas Slamet Riyadi, Universitas Surakarta (Unsa), Universitas Tunas Pembangunan (UTP), Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Kemudian Universitas Sahid Surakarta, UIN Raden Mas Said Surakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Universitas Duta Bangsa Surakarta, Politeknik Indonusa Surakarta.
Hadir pula rektor dari Universitas Islam Batik (Uniba), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AUB Surakarta, Universitas Aisyiyah Surakarta, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Sinar Nusantara, Universitas Nahdhatul Ulama.
Dan dari Universitas Kristen Surakarta, Poltekkes Kemenkes Surakarta, Universitas Setia Budi (USB) dan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil.***
Editor : Ditya Arnanta