SOLO, iNewsKaranganyar.id - Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta, Gus Miftah, bertemu dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Balai Kota Solo pada hari Selasa (18/07).
Menariknya dalam pertemua kedua tokoh tersebut terbilang santai. Gus Miftah datang mengenakan kaos hijau dan dibalut jaket hitam, tak lepas memakai kaca mata hitam.
Sementara Gibran Rakabuming Raka mengenakan kaos jersey Persebaya Surabaya berwarna hijau dengan pesan sponsor sebuah merek kopi.
Gus Miftah datang ke Gibran untuk membantu memfasilitasi kegiatannya dalam gerakan moderasi berbangsa dan beragama.
Gus Miftah menyatakan bahwa ia telah mendapatkan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan kajian kebangsaan di sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat. Wilayah Soloraya menjadi salah satu prioritasnya.
"Gerakan saya bernama gerakan moderasi berbangsa dan beragama yang bahagia dan menyenangkan. Nah, salah satu prioritas kami adalah Soloraya," jelasnya saat diwawancarai.
Dai terkenal itu mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Gibran adalah untuk meminta izin dan juga fasilitas dalam mengadakan kajian kebangsaan yang ditujukan untuk para pelajar.
"Kebetulan saya belum bisa masuk Solo, jadi saya meminta izin kepada mas Wali agar difasilitasi. Saya ingin bisa mengumpulkan para pelajar di Solo dan kemudian mengadakan dialog kebangsaan di sana. Itulah yang kami bicarakan," jelas Gus Miftah.
Gus Miftah menjelaskan bahwa kajian kebangsaan nantinya akan diadakan dalam bentuk dialog atau talkshow. Kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan tahun ini.
"Kajian kebangsaan nanti akan diadakan dalam bentuk talkshow kebangsaan. Detailnya akan kami bicarakan dengan mas Wali. Ini akan dilakukan tahun ini. Jika efektif, bisa diadakan di sekolah-sekolah, tapi harus efisien waktu," tambahnya.
Menurut Gus Miftah, Kota Solo bukan merupakan kota yang mengalami darurat toleransi. Kasus intoleransi di kota ini masih berada di bawah tingkat normal, sehingga Pemerintah dan tokoh agama harus bekerjasama untuk mencegah berkembangnya isu radikalisme dan intoleransi.
"Masih berada di bawah tingkat normal, artinya masih cukup sederhana. Tidak dalam kondisi darurat. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama antara tokoh agama dan pemerintah," jelas Gus Miftah.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Ia juga berharap bahwa kegiatan Gus Miftah di Solo akan membantu menjadikan kota yang dipimpinnya menjadi kota yang nomor 1 dalam hal toleransi.
"Saya siap untuk mengikuti arahan, dan nanti kita akan mengajak para anak sekolah untuk berpartisipasi. Saat ini, Solo berada di posisi ke-4 dalam hal kota toleran. Saya ingin Solo menjadi kota nomor 1 dalam hal toleransi dengan bantuan dari Anda, Gus," tutup Gibran Rakabuming Raka. (R August)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta