SOLO,iNewskaranganyar.id - Keraton Surakarta Hadiningrat kembali menggelar tradisi Gerebeg Syawal dan Ngabekten untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 2023 atau 1 Syawal tahun Ehe 1956. Tradisi ini sempat terhenti selama tiga tahun menyusul pandemi Covid 19 yang melanda.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Pangeran (KP) Dani Nur Adiningrat mengatakan, Garebek Syawal tahun ini dilaksanakan H+2 lebaran, sesuai jadwal hari idul fitri 1444 H yang diterapkan pemerintah.
"Hari pertama relatif lebih sibuk, jadi tidak bisa, baru H+2 bisa digelar. Subuh tadi sudah dimulai dengan acara tengara bangun, yang menandakan ada hajatan besar," terang KP Dani pada awak media, Minggu (23/4/2023).
Tak heran bila antusias warga masyarakat yang menyambut tradisi turun temurun ini tumplek blek menyambut arak-arakan Grebek Syawalan ini.
Sama seperti tradisi sebelumnya, tahun ini pun Keraton Kasunanan mengarak dua buah gunungan serta anakan gunungan ke halaman masjid Agung untuk dibagikan kepada masyarakat luas.
Pantauan iNewskaranganyar.id, iring-iringan barisan prajurit Keraton mengawali prosesi kirab gunungan ini. Barisan belakang prajurit Keraton, diikuti para abdi dalem.
Dan tepat di barisan belakang abdi dalem, sepasang gunungan Jaler (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan) dan enam gunungan anakan itu diarak dari Keraton menuju Masjid Agung Solo.
Gunungan Jaler, tersusun dari hasil bumi sebagai simbol kesuburan. Sedangkan gunungan Estri terbuat dari rengginang dan makanan kering matang sebagai simbol kelimpahan makanan.
Kedatangan gunungan ini langsung disambut ratusan warga yang memang telah menanti kedatangan sepasang gunungan ini. Setelah selesai didoakan dan gunungan estri dibawa kembali ke keraton untuk dibagikan didepan Kraton, tanpa dikomando, gunungan jaler ini pun langsung diserbu warga.
Dalam hitungan menit, seluruh hasil bumi yang disajikan dalam Gunungan Lanang ludes diperebutkan massa.
Saling dorong antar mereka pun terjadi. Bahkan teriakan petugas yang diterjunkan agar tidak saling dorong, tak dihiraukan warga. Bahkan, ada yang nekat naik keatas gunungan untuk merebut sedekah hajah dalem Kraton.
Banyak beberapa pengunjung perempuan yang ikut-ikutan berebut ini terjepit diantara kerumunan massa yang saling berebut.
"Tidak sia-sia saya naik keatas gunungan. Saya dapat kentang yang dibentuk seperti gunungan dan bunga kantil. Tadinya tidak berniat rebutan, saya kesini hanya diajak saudara lihat kurban di Masjid Agung. Tapi karena terus didesak dari belakang, ya sudah akhirnya sekalian ikut rebutan,"jelas Bawandi salah satu pengunjung yang datang dari Jakarta, Minggu (23/4/2023).
Bawandi mengaku merasa beruntung mudik kali ini bisa melihat dan ikut terlibat dalam rebutan gunungan Keraton ini. Ia mengaku tak mengira bisa bersamaan dengan momen Grebek Syawalan Keraton.
Editor : Ditya Arnanta