PANGANDARAN, iNewskaranganyar.id - Pantai Pangandaran salah satu ojek wisata andalan Kabupaten Pangandaran. Kabupaten Pangandaran itu sendiri merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang dimekarkan.
Dahulunya, kabupaten Pangandaran masuk kedalam wilayah Ciamis. Dan di Kabupaten Pangandaran inilah pantai yang terletak di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa Pangandaran dan Pananjung, sekitar 222 km dari selatan Bandung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, berada.
Pantai ini terkenal karena keindahan pasir hitam dan pasir putihnya dan berada di sekitar area Cagar Alam Pananjung. Bahkan Pantai Pangandaran pernah dinobatkan oleh AsiaRooms sebagai Pantai terbaik di provinsi Jawa Barat.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, oleh kerena itu, dulu pantai ini mendapat julukan sebagai Kota Nelayan Kecil. Pantai Pangandaran memiliki bentangan pantai yang luas. Pantai ini telah menjadi objek wisaya Pangandaran sejak tahun 2012.
Pangandaran merupakan bagian dari selatan Pulau Jawa yang terkenal karena ombak besarnya. Namun pantainya landai dengan rentang waktu antara pasang lautnya yang relatif lama. Ombak pemandangan yang tenang dan pemandangan matahari yang spektakuler membuat pantai ini begitu menawan terlebih ketika sore hari.
Kawasannya terbagi menjadi dua bagian yakni pantai Pangandaran Barat dan pantai Pangandara timur. Keduanya dipisahkan oleh daratan yang menjorok jauh ke lautan atau yang biasa disebut sebagai teluk.
Sama seperti pantai lainnya yang terletak di bagian selatan pulau Jawa, pantai pangandaran inipun pengunjung dilarang keras menggunakan pakaian hijau saat berkunjung ke pantai Pangandaran.
Pasalnya, Pantai Pangandaran itu sendiri masih masuk kedalam wilayah kekuasaan Ratu Nyi Roro Kidul. Pantai Pangandaran diyakini salah satu lokasi persinggahan Nyi Roro Kidul.
Banyak versi cerita tentang Ratu Nyi Roro Kidul. Salah satunya sebelum menjelma menjadi penguasa pantai Selatan, Ratu Nyi Roro Kidul sendiri diyakini dahulunya adalah istri simpanan dari Raja Pajajaran.
Kala istri simpanan itu hamil, raja justru murka dan menyuruh anak buahnya membuang wanita itu. Akhirnya, istri simpanan raja dibuang ke hutan. Karena tak memiliki tujuan, perempuan itu terus berjalan menelusuri hutan dan hingga sampai ke pantai selatan.
Melihat laut lepas dengan ombak yang menggulung besar, si perempuan itu berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke dalam laut. Namun, wanita itu ditolong oleh pengawal penguasa pantai selatan. Kemudian, wanita itu diangkat menjadi anak dari Ratu Pantai Selatan kala itu.
Bahkan, si perempuan itu mendapatkan ilmu gaib dan kekuatan serta menjadi pewaris tahta sebagai Ratu Pantai Selatan. Setelah menjadi penguasa pantai Selatan, dendam karena dibuang oleh Raja Pajajaran ternyata belum hilang.
Itulah sebabnya mengapa banyak korban jiwa yang tenggelam atau terseret ombak di Pantai Pangandaran ini. Percaya atau tidak, sebagian besar korbannya adalah orang Bandung.
Selain sebagai tempat singgah sang Ratu, di pantai Pangandaran terdapat sebuah gua yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai makam anak angkat Nyi Roro Kidul, Embah Jaga Lautan.
Suatu hari, ketika Embah Jaga Lautan pergi memancing dan mendapatkan ikan. Kebetulan Embah Jaga ini memiliki 7 orang istri. Dan ke 7 istrinya itu tidak pernah akur dan selalu bertengkar.
Ia mendapat petunjuk dari Nyi Roro Kidul untuk mengajak ketujuh istrinya makan ikan hasil tangkapannya itu. Setelah makan, ketujuh istri Embah hidup rukun dan tidak bertengkar lagi.
Setelah melihat para istrinya rukun, Embah Jaga Lautan pamit untuk semedi dalam waktu yang lama. Namun, Embah Jaga lautan tak kunjung kembali dan membuat istri-istrinya cemas.
Akhirnya, ketujuh istri itu memutuskan untuk membuat makam Embah Jaga Lautan di sebuah gua yang berada dekat Pantai Pangandaran. Kisah moksa atau hilangnya Embah Jaga Lautan salah salah satu misteri Pantai Pangandaran yang terkenal.***
Editor : Ditya Arnanta