Syaiful menjelaskan bahwa meski Maulana bertahan - tahun meninggalkan keluarganya, namun ia merupakan seseorang yang kaya dna cukup, jadi tak perlu lagi bekerja keras
"Pokok kalau dia ketemu adik saya pasti ngasih uang, karena adik saya juga sering nganter ke alas purwo dan ketemu dia. Gak tahu uangnya darimana, tapi memang uang asli dan dibelanjakan juga laku," bebernya.
Bahkan ia menuturkan pernah suatu ketika bersama sang adik mengantarkan Maulana masuk lagi ke Alas Purwo pada 2003, namun Maulana menolak ia justru meminta diturunkan di jalan setapak dengan syarat setelah ia turun, adiknya tak boleh menengok ke belakang.
"Lha adik saya penasaran kenapa padahal di sana itu tidak ada transportasi umum karena bukan jalan raya, akhirnya baru 2 - 3 meter dia meninggalkan Maulana itu dia menengok ke belakang, Maulana-nya sudah hilang tidak ada. Memang saya lihat orang ini sakti," lanjutnya.
Berbeda dengan Maulana, kisah Temon justru lebih mengerikan, warga Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, pernah dibawa Nyi Roro Kidul ke singgasana kerajaannya.
"Jadi dia itu hilang waktu mencari rumput, sepeda motornya ditemukan di hutan Alas Purwo tapi jasadnya gak pernah ketemu. Penuturannya dia itu diajak Nyi Roro Kidul waktu di Alas Purwo, nah bertahun - tahun tidak kembali. Waktu anaknya mau sunat ini, si Temon baru izin ke Nyi Roro Kidul untuk pulang dan diizinkan. Ya orangnya selamat, jasadnya juga sehat," tukasnya.
Temon yang ditanya oleh tetangga dan kerabatnya mengaku bahwa ia bertahun - tahun diajak Nyi Roro Kidul ke kerajaannya melalui salah satu pintu di Alas Purwo. Dianggap menghayal, ia mengantarkan sejumlah tetangganya ke lokasi di Alas Purwo yang dimaksud.
"Tapi karena itu kan tidak bisa dilihat sama penglihatan biasa ya jadi kosong tidak ada apa-apa, hanya seeprti hutan. Padahal memang di situ ada pintu gerbang gaib menuju kerajaannya Bu Ratu (Nyi Roro Kidul)," tambahnya.
Namun Syaiful sejak Temon selesai menggelar hajatan sunatan anaknya, ia belum pernah main ke rumahnya lagi dan mendengar kabar si Temon.
"Percaya atau tidak percaya itu ada, makanya setiap wisatawan yang masuk ke Alas Purwo diminta untuk menjaga tingkah laku, jangan berkata buruk, jangan mesum di sana. Kalau diingkari, batin dan jasadnya tersesat tidak jelas. Kalau batinnya saja tersesat, tapi jasadnya masih kuat bisa kembali, tapi kalau sudah batin dan jasadnya sama-sama lemahnya, itu alamat bakal tidak ketemu atau paling tidak dia balik tinggal nama," terangnya.***
Editor : Ditya Arnanta