KOTA MALANG, iNewskaranganyar.id - Menyambut perayaan imlek 2023, para pengrajin lampu lampion di Kota Malang, Jawa Timur kebanjiran order pemesanan. Seperti yang terlihat disalah satu tempat pembuatan lampu lampion di Jalan Ir. H.Juanda Gang 5 Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Daerah itu memang sejak lama sudah terkenal sebagai sentra pembuatan lampu lampion. Terlihat dua orang pekerja tengah sibuk mengerjakan pembuatan berwarna merah dengan diameter lebar dua meter menjelang peringatan Imlek. Pekerja ini terus mengerjakan pesanan dari pelanggan dari kawasan Tidar, Malang 11 hari menjelang Imlek.
Satu pekerja tengah sibuk menyelesaikan lampion dengan mengelem beberapa bagian lampion. Semenanjak pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo, kemeriahan imlek di Kota Malang mulai terlihat kembali.
Pengerajin lampion Malang Ahmad Syamsuddin mengaku pencabutan PPKM berkah tersendiri buat dirinya.
Imlek tahun ini saja, dirinya mendapatkan pesanan lampionnya hampir 40 persen. Pesanan tak hanya dari Kota Malang saja, tapi juga berasal dari luar kota malang
seperti Jakarta, Yogyakarta, hingga luar negeri.
Pengrajin lampion di Malang tengah menyelesaikan pembuatan pemesanan lampu lampion (Foto: Miadaada Arvista/MPI)
"Sejak November 2022 atau dua bulan sebelum Imlek di tahun 2023 ini, Alhamdulillah ada kenaikan pesanan. Ini berbeda dengan kondisi dua tahun lalu pada saat ada PPKM.Kalau sekarang kenaikan sekitar 30-40 persen," ungkap Syamsuddin, ditemui Rabu (11/1/2023).
Menurutnya, kendati ada tren peningkatan pemesanan saat ini, namun angkanya tak sesignifikan ketika sebelum Covid-19 melanda Indonesia. Sebelum Covid-19 misalnya ia bisa mengerjakan puluhan ribu pesanan lampion, tetapi kini ia hanya dapat mengerjakan 5.000 - 6.000 unit lampion.
Masing-masing lampion dikerjakan dalam waktu bervariasi, mulai seminggu hingga paling sulit lampion berjenis karakter yang memakan waktu lama, dengan mengerahkan setidaknya 17 pekerja dari para warga sekitar Kampung Lampion Jodipan.
"Pengerjaannya beragam, tapi yang karakter itu satu minggu, untuk yang karakter itu pesanan dari Jakarta, untuk di pusat perbelanjaan. Untuk karakter itu pengerjaannya satu minggu. Untuk karakter perlu waktu lama," ucapnya.
Harga satuan varian lampion pun bervariasi mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 5 juta tergantung diameter ukuran dan kerumitan pengerjaan lampion.
Khusus untuk Imlek tahun ini karena memasuki shio kelinci maka bentuk kelinci menjadi yang banyak dipesan dengan warna yang mendominasi merah dan putih.
"Harga satuan mulai Rp 25.000 sampai Rp5 juta, tapi menyesuaikan ukurannya. Harga Rp 60 ribu per unit diameter 50 sentimeter, untuk diameter 30 sentimeter, harga Rp 40 ribu. Harga dari diameter terkecil itu naik Rp10 ribu. Paling kecil ukuran 20 sentimeter, hingga 2-3 meter. Tahun ini banyak pesanan mulai ukuran 20-50 sentimeter, untuk permintaan lokal," jelasnya.
Sementara untuk harga pemesanan ke luar negeri, pria berusia 34 tahun mengaku ada perbedaan. Pemesanan lampion ke Italia misalnya, ia membanderol satu unitnya seharga Rp 90.000 dengan pemesanan minimal 2.000 sampai 3.500 unit.
"Yang ke Italia itu harga satuannya Rp 90 ribu, minimal pesanan minimal 2.000 sampai 3.500 unit. Untuk pesanan sekarang kurang lebih 6.000 unit," tuturnya.
Ia berharap seiring dicabutnya PPKM sejak akhir Desember 2022 lalu, bisa meningkatkan pesanan lampion ke jumlah yang normal seperti saat sebelum pandemi
Covid-19.
"Dengan dicabutnya PPKM ini kami bisa mendapatkan pesanan lagi supaya normal seperti dulu," tandasnya.***
Editor : Ditya Arnanta