get app
inews
Aa Read Next : Gibran Ngaku Dapat Banyak Selamat Termasuk Dari Petinggi PDIP

Partai Demokrat Jateng Tolak Pemilu 2024 Hanya Coblos Parpol: Seperti Memilih Kucing dalam Karung!

Jum'at, 30 Desember 2022 | 22:15 WIB
header img
Ketua Partai Demokrat Jateng Rinto Subekti secara tegas menolak Pemilu Proporsional Tertutup (Foto: Ist)

SEMARANG, iNewskaranganyar.id - Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah Rinto Subekti menolak sistem proporsional tertutup atau hanya memilih gambar parpol, bukan nama caleg, di Pemilu 2024.

Rinto menilai pemilu seharusnya menegakkan kedaulatan rakyat dengan memilih langsung orang yang ingin mewakilkan mereka.

Menurut Rinto, munculnya wacana dan peluang akan kembalinya sistem proporsional  tertutup pada Pemilu 2024, seperti diungkapkan Ketua KPU RI Hasyim As'ari telah memantik kontroversi yang luas ditengah masyarakat.

Pernyataan itu ungkap Rinto dianggap tidak kredible dan tidak etis, karena  diungkap oleh Ketua KPU, sebagai pelaksana UU.


Ketua Partai Demokrat Jawa Tengah Rinto Subekti (Foto: Ist)

 

Sebaliknya Rinto mencurigai pernyataan ketua KPU itu sebagai adanya konspirasi politik  untuk mengembalikan Pemilu dengan sistem proporsional tertutup atau coblos partai.

"Dengan sistem ini dimungkinkan ada partai politik yang akan sangat diuntungkan demi merebut kemenangan,"papar Rinto Subekti pada iNewskaranganyar.id, Jumat (30/12/2022).

Menghadapi dinamika politik yang dinilai kontraproduktif dalam alam demokrasi yang makin terbuka, secara tegas Ketua DPD Partai Demokrat Jawa  Tengah Rinto Subekti menolak pemberlakuan sistem Pemilu dengan proporsional  tertutup.

"Penolakan ini sebagai ikhtiar untuk menyelamatkan demokrasi dari sandera/ pembajakan politik oleh kekuatan politik tertentu,"tegasnya.

Menurut Rinto, sistem Pemilu proporsional tertutup juga bertolak belakang dengan Visi dan Misi Partai Demokrasi, dimana praktik demokrasi harus dijalankan secara terbuka dan transparan dengan menempatkan rakyat sebagai aktor utamanya.

"Pemberlakuan Pemilu dengan sistem proporsional tertutup juga menjadi wujud kemunduran demokrasi dan bentuk nyata pembodohan rakyat (publik), serta sekaligus  mengkianati cita-cita reformasi yang mengamanatkan sistem demokrasi secara terbuka dengan menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi,"jelas Rinto.

Ia mengatakan pemilu dengan sistem proporsional juga tidak akan melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik, yang dekat dan disukai rakyat.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Berita iNews Karanganyar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut