Setelah itu, ibunda Kaesang menyerahkan seserahan kepada ibunda Erina. Hantaran yang diserahkan berupa pisang raja, jaddah wajik yang menjadi perlambang reraketan.
Prosesi dilanjutkan dengan diminumkannya segelas air zamzam oleh ibunda Erina kepada Kaesang. Selepas itu, Abdul Muhaimin membacakan catur wedha, yakni wejangan atau nasihat terkait empat sikap utama bagi kedua calon mempelai.
Empat pesan utama tersebut yaitu agar kedua mempelai bersikap lebih dewasa, bertanggung jawab, dan saling menghormati dan menghargai; selalu berbakti kepada mertua sebagaimana kepada kedua orang tua; menjaga sikap dan perilaku serta patuh terhadap hukum dan etika dalam bermasyarakat; serta taati dan jalankan ajaran agama Islam.
"Terakhir, terimalah Ananda Erina Sofia Gudono apa adanya. Terimalah ia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Terimalah ia dalam mudanya dan tuanya. Terimalah ia dalam sehatnya dan sakitnya. Bimbinglah ia untuk menuju rumah tangga yang bahagia. Jadikanlah ia istri pertama dan terakhirmu sampai akhir hayat dikandung badan," ujar Muhaimin membacakan pesan dari keluarga Erina.
Kedua keluarga kemudian saling memperkenalkan seluruh anggota keluarganya yang hadir pada malam itu. "Ini namanya Kaesang, yang nomor tiga. Anaknya memang punya _image_ slengean tapi hatinya baik, bertanggung jawab, punya komitmen yang sangat baik, terutama di dunia kerja. Saya yakin nanti ke depan bisa membahagiakan Erina," ujar Gibran.
Selepas perkenalan keluarga, prosesi dilanjutkan dengan upacara tilik nitik yakni ibunda Erina Gudono mengantarkan Ibu Iriana, Selvi Ananda, dan Kahiyang Ayu untuk melihat calon mempelai wanita. Setelah itu, pihak keluarga mempelai pria berpamitan dan seluruh rangkaian midodareni ditutup dengan pembacaan doa.***
Editor : Ditya Arnanta