SEOUL, iNewskaranganyar.id - Angkatan Luar Angkasa AS atau The U.S. Space Force mengaktifkan komando pangkalan pertamanya di kawasan Indo-Pasifik. Tujuannya untuk mencegah rudal Korea Utara diluncurkan kearah Korea Selatan maupun Amerika Serikat menyusul ketegangan antar kedua negara tersebut.
Seperti dikutip iNewskaranganyar dari The Korea Herald, Komando komponen yang didirikan di Korea Selatan diharapkan menjadi markas komando luar angkasa AS kedua yang diluncurkan di luar daratan AS setelah yang pertama didirikan di bawah Komando Indo-Pasifik yang berbasis di Hawaii awal bulan ini.
Peluncuran ini diharapkan memungkinkan USFK untuk mendeteksi dan melacak kendaraan udara yang terbang ke eksosfer pada saat Korea Utara diyakini bakal meluncurkan rudal balistik antarbenua bersenjata nuklir ke daratan AS.
Sumber lain memperkirakan badan USFK baru akan lebih kecil dari komando komponen luar angkasa di Hawaii, yang memiliki sekitar 20 personel.
Setelah dipasang, komando komponen baru akan terhubung dengan Angkatan Luar Angkasa AS dan Pasukan Luar Angkasa AS Indo-Pasifik melalui sistem jaringan militer, yang dikenal sebagai C4i, untuk berbagi informasi waktu nyata mengenai aktivitas nuklir dan misil Korea Utara.
AS juga dikatakan akan membentuk komando komponen luar angkasa tambahan di bawah Komando Pusat yang bertanggung jawab atas Timur Tengah pada akhir tahun 2022.
Pengaktifan Komando Pasukan Luar Angkasa di Indo-Pasifik selang beberapa hari pasca Korea Utara meluncurkan rudal balistik antar benua (ICBM). Pyongyang sengaja unjuk gigi dengan melepaskan rudal jelajah yang dipromosikan mampu menyentuh bagian mana saja wilayah di Amerika Serikat.
Dan Amerika sendiri meyakini roket yang sengaja diluncurkan negara pimpinan Kim Jong-un itu memiliki potensi membawa hulu ledak nuklir.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sendiri yang menyaksikan roket kebanggannya itu. Saat peluncuran, Kim Jong-un ditemani putrinya. Dan penampilan putri diktaktor Korea Utara itu untuk kedua kalinya di hadapan publik.
Korea Utara berpendapat bahwa kehadiran militer AS di Korea Selatan sudah menjadi bukti bagi Pyongyang, bila negara pimpinan Joe Biden menabuh genderang perang dengan Korea Utara.
Apalagi, pasca peluncuran rudal oleh Pyongyang, Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan militer bersama. ***
Editor : Ditya Arnanta