BENGKULU, iNewskaranganyar.id - Belasan ribu jamaah Tarekat Naqsahbandiyah Indonesia, dari 15 provinsi di Indonesia, memadati lapangan halaman kantor Bupati Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
Belasan ribu jamaah tersebut memutihkan lapangan Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, guna mengikuti Zikir Akbar Nasional (ZAN), Sabtu (5/11/2022).
ZAN ini sendiri digelar untuk membangun perbaikan bangsa dan negara menjemput takdir peradaban "Indonesia Emas" 2045. Di mana Indonesia harus bangkit 2030, dan berjaya di tahun 2032.
"Indonesia Emas 2045, kita harus bangkit 2030, dan berjaya 2032. Tahun 2023 dan 2024 menuju pemantapan," kata Ketua Panitia ZAN, Dempo Xler, Sabtu (5/11/2022).
Zikir ini, kata Dempo, mendoakan Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika untuk selamat melalui sejumlah potensi ancaman ke depan yang tak bisa dianggap remeh.
Selain itu, terang Dempo, ZAN ini mendoakan Indonesia agar bisa kuat bertahan menghadapi sejumlah ancaman di masa mendatang seperti potensi resesi ekonomi global 2023, persoalan perubahan iklim, bencana alam, keadilan hukum, budaya, sosial, juga isu energi terbarukan.
Tarekat Naqsahbandiyah, terang Dempo, mengingatkan bahwa Indonesia dibangun pada konsep Ketuhanan oleh karena itu apapun keputusan pemimpin bangsa tak boleh jauh dari nilai-nilai Ketuhanan.
"Syarat utama Indonesia emas adalah keadilan dan penegakkan hukum. Penegakkan hukum negara merupakan pengejawantahan dari hukum Tuhan," jelas Dempo.
Indonesia saat ini, lanjut Dempo, memiliki potensi besar dalam percaturan ekonomi dunia dalam isu energi terbarukan. Di mana energi fosil mulai ditinggalkan pergeseran lumbung energi mulai bergeser dari jazirah Arab ke Asia. Energi terbarukan melimpah di Benua Asia.
"Ini potensi besar Indonesia pada bidang energi terbarukan. Amerika dan Arab sudah sampai pada titik jenuh peradaban dan mulai bergeser ke Asia," ujar Dempo.
ZAN juga mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh dilandasi pada penegakkan hukum yang dapat menguatkan kepercayaan masyarakat. Hal itu bisa dicapai bila pemimpin bangsa teguh memegang prinsip dasar membangun Indonesia sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa.
"Cita-cita pendiri bangsa Indonesia aungguh suci dan mulia. Itu merupakan praktik dari nilai-nilai ajaran tasawuf," demikian Dempo.
Pada kesempatan ZAN ini turut hadir Pengasuh Tarekat Naqsyahbandiyah, Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Ihsan Fajri, Bupati Bengkulu Selatan, Kapolres Bengkulu Selatan, Dandim Bengkulu Selatan, serta pejabat lainnya. ***
Editor : Ditya Arnanta