"Syarat utama Indonesia emas adalah keadilan dan penegakkan hukum. Penegakkan hukum negara merupakan pengejawantahan dari hukum Tuhan," jelas Dempo.
Indonesia saat ini, lanjut Dempo, memiliki potensi besar dalam percaturan ekonomi dunia dalam isu energi terbarukan. Di mana energi fosil mulai ditinggalkan pergeseran lumbung energi mulai bergeser dari jazirah Arab ke Asia. Energi terbarukan melimpah di Benua Asia.
"Ini potensi besar Indonesia pada bidang energi terbarukan. Amerika dan Arab sudah sampai pada titik jenuh peradaban dan mulai bergeser ke Asia," ujar Dempo.
ZAN juga mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh dilandasi pada penegakkan hukum yang dapat menguatkan kepercayaan masyarakat. Hal itu bisa dicapai bila pemimpin bangsa teguh memegang prinsip dasar membangun Indonesia sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa.
"Cita-cita pendiri bangsa Indonesia aungguh suci dan mulia. Itu merupakan praktik dari nilai-nilai ajaran tasawuf," demikian Dempo.
Pada kesempatan ZAN ini turut hadir Pengasuh Tarekat Naqsyahbandiyah, Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Ihsan Fajri, Bupati Bengkulu Selatan, Kapolres Bengkulu Selatan, Dandim Bengkulu Selatan, serta pejabat lainnya. ***
Editor : Ditya Arnanta