get app
inews
Aa Text
Read Next : Mesin Politik Kembali Dihidupkan, Tani Merdeka Menargetkan Kemenangan Rober-Adhe & Luthfi Taj Yasin

Ingin Seperti Jokowi Bisa Pimpin Indonesia, Andrinof Chaniago : Berkarir di Pilkada Dulu

Jum'at, 04 November 2022 | 11:42 WIB
header img
Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago, sebagian orang yang menjabat di posisi puncak lembaga negara, selama ini nilainya di bawah kualifikasi ideal (Foto: Ist)

Terlebih, kepala daerah dalam satu periode masa jabatannya yang berprestasi harus diberi kesempatan untuk menimba ilmu di dunia internasional sekurang-kurangnya 2 bulan tidak berturut-turut, sehingga wawasannya global.

"Misalnya jenjangnya pada usia 35-45 tahun jadi wali kota atau bupati, 45-55 gubernur, 40-65 tahun menteri, jadi presiden 50-60 tahun. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menjadi pemimpin nasional," terangnya.

"Jika bupati dan wali kota orang-orang muda usia 30-an tahun. Periode 20 tahun mendatang bisa dapatkan banyak calon pemimpin. Mereka belajar mengenal urusan publik yang kompleks dulu, matangkan diri dan syarat kepemimpinan lain," jelas dia.

Bahkan lanjut Andrinof, pihaknya juga mendorong camat atau pejabat setingkat camat yang terbukti berprestasi, administrasi bagus hingga komunikasi bagus harus berani maju sebagai calon wali kota atau bupati. Pasalnya mereka dicetak sebagai kader pemerintahan, baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat.

"Harus berani meninggalkan statusnya sebagai ASN. Mau jadi memimpin harus berani kehilangan karir di birokrasi. Kalah tak apa sudah ada modal. Dari salah satu saluran itu, akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan," kata dia.

Andrinof menambahkan, perlu ada kelompok independen yang  membangun dan mengelola talent pool bakal calon-calon pemimpin nasional. Meskipun yang memiliki tanggung jawab rekrutmen, training, coaching dan uji tugas bagi bakal calon pemimpin, di antaranya parpol dan lembaga negara.

Seperti halnya yang mendorong pertama Jokowi dari pemimpin di Kota Solo, menapaki Gubernur Jakarta hingga akhirnya Presiden Indonesia dua periode.

"Kualitas pemimpin itu yang pokok sekali harus memiliki kriteria kecerdasan emosional, kemampuan berfikir strategis, punya visi jelas, mengorganisasi, komunikasi dan mengambil keputusan. Pemimpin matang itu karena melalui perjalanan waktu," aku dia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof Siti Nurbaya menjelaskan, jika leadership saja untuk kepemimpinan saat ini tidak cukup. Di mana kehidupan dan perkembangan zaman semakin canggih, membutuhkan calon pemimpin yang memiliki followership kuat.

"Tentu saja kenegarawanan. Sekarang anak-anak semakin canggih dan lebih pinter. Harus pintar melihat, berfikir, belajar dan modifikasi," harap dia.

Sementara Guru Besar Fakultas Psikologi UI, Prof Dr Hamdi Muluk menjelaskan, jika di birokrasi akan mengasah kemampuan seseorang pemimpin ke jengjang lebih tinggi. Sementara calon pemimpin perlu dicari, dikumpulkan, dilatih, dimentoring dibina dan seterusnya yang akan melahirkan pemimpin pintar.

"Tesis menyebut, kenapa Singapura maju? karena orang-orang yang mengurus urusan publik dan orang mengurus urusan privat di korporasi tak ada ketimpangan. Di sini timpang, orang-orang baik masuk sektor privat, karena gaji bagus, intitusi lebih bersih, nyaman dan kondusif. Sementara institusi publik dikenal punya problem. Ini pekerjaan rumah kita," ungkap dia.***

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut