Ia mengatakan misi ekspedisi ini mengusung konsep river side ecologycal society guna menggalang partisipasi masyarakat yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, dari kawasan hulu hingga ke hilir.
Sementara itu Penanggung Jawab Misi Penjelajahan, Ermiko Effendi, menjelaskan, misi penjelajahan lintas provinsi ini akan menempuh jarak sejauh 462 kilometer, 491 desa yang berada di 12 kabupaten di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ermiko mengatakan misi ekspedisi ini mengusung tiga tajuk besar, yakni ekologi atau lingkungan berkelanjutan, sosial budaya dan ekonomi.
"Tiga hal itu sebenarnya juga digaungkan oleh pemerintah. Artinya pemerintah juga memiliki program terhadap ekologi atau lingkungan berkelanjutan, sosial budaya dan ekonomi. Maka ini akan menjadi gayung bersambut apabila program tersebut terus berkelanjutan. Dan kami pun sebagai komunitas tentunya juga akan siap berkolaborasi," terangnya.
Ia menambahkan, bukan sebatas pengarungan sungai dengan jarak yang jauh, dalam Misi Ekspedisi Bengawan Solo dilakukan riset data lingkungan yang bekerjasama dengan sejumlah kalangan akademisi, di antaranya yaitu dari UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Gresik dan Universitas Islam Lamongan.
Rekomendasi tersebut, lanjut Ermiko, nantinya akan disampaikan kepada setiap Kepala Daerah di 12 kabupaten atau kota yang telah dilewati misi ekspedisi ini.
"Harapannya, dari rekomendasi tersebut kita akan memperoleh potret terkini kondisi Bengawan Solo mulai dari hulu sampai hilir, untuk selanjutnya bisa diambil langkah bersama untuk upaya pemuliaan Bengawan Solo ini,"ujarnya.
Editor : Ditya Arnanta