KARANGANYAR, iNews.id - Idul Adha secara resmi telah ditetapkan oleh Pemerintah pada 10 Dzulhijjah 1443 H atau Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022.
Sedangkan Muhammadiyah melalui hisab hakiki wujudul hilal menetapkan bahwa tanggal 1 Zulhijah 1443 H jatuh pada hari Kamis 30 Juni 2022, sehingga Idul Adha 1443 H jatuh pada hari Sabtu 9 Juli 2022 M.
Lalu, apakah amalan-amalan yang dapat dilakukan sebelum merayakan kebahagiaan Idul Adha:
Pertama, puasa Arafah. Puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji tengah wukuf di Padang Arafah.
Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang wukuf di Arafah dilarang berpuasa. Adapun keutamaan puasa ‘Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Dari Abi Qatadah al-Anshari, bahwasannya Rasulullah SAW ditanya tentang puasa Arafah, lalu ia berrsabda: “Puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa (selama dua tahun), yakni satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Adapun puasa ‘Asyura (10 Muharram) dapat menghapuskan dosa selama setahun yang telah lalu.” (HR Muslim).
Kedua, memperbanyak takbir. Dituntunkan untuk membaca takbir, tahmid, dan tahlil yang dimulai setelah selesai sholat subuh pada pagi hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai dengan akhir hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Ucapan tersebut adalah:
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ
atau
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Ketiga, memperindah diri dengan pakaian terbaik dan wangi-wangian. Sebagaimana pada sholat Idul Fitri, orang menghadiri sholat Idul Adha juga dituntunkan agar berpenampilan rapi.
Yaitu dengan berhias, memakai pakaian bagus dan wangi-wangian. “Dari Ja‘far Ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya (dilaporkan) bahwa Nabi SAW selalu memakai wool (burdah) bercorak [buatan Yaman] pada setiap Id.” [HR asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Musnad, I:152, hadis nomor 441].
Keempat, tidak makan sejak fajar sampai dengan selesai sholat Idul Adha. Berbeda dengan Idul Fitri, untuk Idul Adha dituntunkan agar orang tidak makan terlebih dahulu sejak fajar sampai dengan selesai salat Idul Adha. Hal ini sesuai dengan sunnah yang dilakukan Nabi SAW:
“Diriwayatkan dari ‘Adullah Ibnu Buraidah dari ayahnya [yaitu Buraidah Ibnu al-Husaib] ia berkata: Rasulullah SAW pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sampai sholat lebih dahulu.” [HR. at-Tirmidzi].
Editor : Ditya Arnanta