Namun salah satu warga yang dituakan mendapatkan perlambang jika keberadaan tiga makam itu tidak mau dipindahkan. Pesan itu kembali datang pada ayah Sulastri.
"Saat itu bapak diberi sasmita (pertanda) dalam bentuk suara yang mengatakan silahkan dipindah tapi aku gak tanggung jawab," lanjutnya.
Khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, hingga saat ini tidak ada yang berani memindahkan lokasi makam.
Hal aneh juga terjadi, jauh sebelum dibangun dengan diberikan tanda berupa kijing, makam tersebut hanya berupa tanah saja.
Lokasi makam seringkali dilewati pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Hingga pada suatu ketika, ada suara yang datang kepada ayah Sulastri yang meminta agar diberikan tanda di makam tersebut.
"Suatu malam, bapak didatangi seseorang yang meminta agar makam diberikan tanda. Omahku kok diidak-idak wong. Omahku ki mulyakno. (Rumahku diijak-injak. Tolong dibangun)," jelas Sulatri mengingat kembali cerita sang ayah.
Pernah ada kejadian sebelum di bangun ada pohon talok, kemudian ada yang mencoba memotong pohon talok yang ada di dekat makam, akhirnya yang memotong malah dapat memolo (bencana).
Dijelaskan juga seringkali ada penampakan, namun anehnya justru bukan warga sekitar. Namun orang yang kebetulan lewat kawasan tersebut. seringkali melihat penampakan orang tinggi besar.
"Banyak orang yang bukan warga sini ketakutan melihat keberadaan sosok tinggi besar dan hitam,"pungkasnya.
Editor : Ditya Arnanta