KLATEN, iNews.id - Bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk,Jawa Tengah dari tahun ke tahun, juga semakin terbelit pada persoalan bertambahnya timbunan sampah.
Dari catatan Indeks Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Tengah, pada tahun 2021 lalu, timbunan sampah di tingkat masyarakat selama tahun 2020 sudah mencapai 6,055 juta ton.
Angka ini jelas mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai angka 5,6 juta ton.
Untuk memperingati tema nasinal Hari Lingkungan Hidup Se Dunia Tahun 2022, Pemerintah Jawa Tengah menyelenggarakan Konggres Sampah II, dengan mengambil tema “ Only One Eart, Hanya Satu Bumi Untuk Masa Depan”. Dipusatkan di Paseban Candi Kembar – Candi Plaosan , Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Sabtu, 25-26 Juni 2022.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto , dengan angka sebesar ini, sampah yang dihasilkan oleh penduduk Jawa Tengah, seharusnya dapat menjadi potensi bagi circular economy.
“Semboyan Jateng Gayeng Ngelongi, Nganggo, Ngolah, harusnya bisa mempercepat terbentuknya ekosistem bisnis sampah, karena masyarakat merasakan manfaat ekonomi dari aktivitas pemilahan sampah , daur ulang dan guna ulang sampah,” katanya saat membuka konggres Sampah II di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, hari ini.
Lebih jauh, Widi mengatakan, Desa Bugisan Prambanan, Klaten, sudah mampu mengelola sampahnya sendiri.
Mulai dari adanya BUMDes yang mengelola sampah hingga terdapat peraturan desa yang mengaturnya.
“Desa Bugisan sudah memiliki satgas sampah. Masyarakat yang membuang sampah sembarangan, bisa terkena denda Rp 200.000. Tentu ini memberikan efek yang sangat maksimal bagi masyarakat.
Bersamaan dengan pembukaan Konggres Sampah II, Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno mengatakan konggres akan diisi dengan pameran teknologi pengolahan sampah, penanaman pohon, diskusi panel dan sidang komisi. Konggres ini sendiri diikuti oleh 500 peserta secara langsung.
“Karena masih ada sekitar 2,253 juta ton sampah atau 37,21 persen diantaranya yang belum terkelola. Diantaranya dibuang di perkarangan, jalan, sungai, ditimbun dan dibakar.” tutupnya
Editor : Ditya Arnanta