Dengan penghasilan yang sangat minim sekali, pada tahun 1982 Haryanto sudah memberanikan diri untuk menikah. Semangat bekerja Haryanto tidak pernah putus. Sadar penghasilannya kecil, Haryanto memutuskan untuk mencari kerja sambilan, menjadi supir angkot.
Pekerjaan sambilan itu terus Haryanto lakukan bila tugasnya sebagai anggota TNI sudah selesai dijalankan. Bisa dikatakan, untuk menghidupi istri dan tiga orang anak, tak ada waktu bagi Haryanto untuk beristirahat.
Hingga akhirnya di tahun 1984 dengan uang kurang dari Rp 1 juta, Haryanto memberanikan diri untuk membeli satu unit Angkot. Dengan angkuta milik sendiri, Haryanto tak mengenal kata istrirahat.
Ketekunan Haryanto membuahkan hasil. Pada tahun 1990, dirinya dipercaya untuk menjadi perwakilan bus Sumber Urip.
Pekerjaan itu terus dia lakukan hingga tahun 2000. Dari penghasilan sebagai perwakilan Bus Sumber Urip itulah Haryanto mampu membeli satu unit angkot. Hingga akhirnya, Haryanto memiliki 100 unit angkot.
Saat masih menjadi perwakilan bus Sumber Urip, Haryanto mencoba peruntungan lain. Haryanto membuka show room mobil yang menjual berbagai tipe angkuta. Dan show room angkuta yang dimiliknya ini, Haryanto mampu menjual setiap bulannya 20 sampai 30 unit angkot.
Editor : Ditya Arnanta