KARANGAYAR, iNews id - Salah satu tanda datangnya hari Kiamat atau akhir dari kehidupan di alam semesta ini yaitu keluarnya Dajjal.
Dalam Hadis Nabi telah disebutkan Dajjal m, Imam Mahdi dan turunannya Nabi Isa AS, merupakan tanda-tanda datangnya hari akhir atau hari kiamat.
Kemudian ditiupnya Sangkakala oleh Malaikat Israfil sesuai perintah Allah. Kapan persitiwa ini terjadi? Hanya Allah yang mengetahui ilmu pastinya.
Dalam Al-Qur'an, Allah menceritakan kengerian yang terjadi pada Hari Kiamat sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya. Allah berfirman:
وَنُفِخَ فِى الصُّوۡرِ فَصَعِقَ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنۡ فِى الۡاَرۡضِ اِلَّا مَنۡ شَآءَ اللّٰهُ ؕ ثُمَّ نُفِخَ فِيۡهِ اُخۡرٰى فَاِذَا هُمۡ قِيَامٌ يَّنۡظُرُوۡنَ Artinya: "Dan Sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah)." (QS. Az-Zumar Ayat 68)
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa nanti pada hari Kiamat terjadi dua kali tiupan Sangkakala. Pada tiupan pertama, semua yang hidup di langit maupun di bumi akan mati.
Karena kedahsyatan suara Sangkakala itu, semua yang bernyawa menjadi lumpuh tak berdaya dan akhirnya mati seperti orang terkena sambaran petir atau strum listrik bertegangan tinggi.
Ada makhluk Allah yang tidak mati pada saat itu karena Allah tidak menghendaki kematiannya, tetapi tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, begitu pula dalam hadis-hadis sahih.
Kemudian semua ruh dicabut sehingga yang paling akhir mati adalah Malaikat Maut, sehingga Yang Hidup hanyalah Allah Yang Maha Kekal yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya.
Dajjal Berkuasa 40 Hari Sebelum Sangkakala ditiup Malaikat Israfil, dunia akan dikuasai oleh Dajjal selama 40 hari.
Ia diberi kemampuan oleh Allah menguasai dunia sebelum akhirnya mati di tangan Nabi Isa 'alaihissalam.
Dari Nawas bin Sim'an al-Kilabi berkata, Rasulullah SAW menyebut tentang Dajjal, sampai kita berkata:
"Ya Rasulullah berapa lama dia di bumi?" Rasulullah menjawab: "Selama empat puluh hari, hari seperti setahun, hari seperti sebulan, dan sehari seperti seminggu, dan seluruh hari-harinya seperti hari-hari kalian." Mereka berkata: "Pada hari itu apakah memadai bagi kamu shalat seperti sekarang?" Kata Nabi: "Tidak, maka hendaknya sholat sebagaimana kadar seperti biasanya." (HR Muslim)
Dalam riwayat lain, Imam Ahmad mengatakan, dari An-Nu'man ibnu Salim bahwa ia pernah mendengar Ya'qub ibnu Asim ibnu Urwah ibnu Mas'ud mengatakan bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki bertanya kepada Abdullah ibnu Amr radhiyallahu 'anhu. "Sesungguhnya engkau mengatakan bahwa hari Kiamat itu terjadinya sampai ada anu dan anu." Abdullah ibnu Amr menjawab:
"Sesungguhnya aku telah berniat tidak akan menceritakan kepada kalian sesuatu pun tentangnya. Sesungguhnya yang pernah kukatakan hanyalah bahwa kelak tidak lama lagi kalian akan menyaksikan peristiwa yang besar." Kemudian Abdullah ibnu Amr melanjutkan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
" Dajjal akan muncul di kalangan umatku dan tinggal di kalangan mereka selama empat puluh --perawi tidak ingat apakah yang dimaksud empat puluh hari, atau empat puluh bulan, atau empat puluh tahun, ataukah empat puluh malam-- Lalu Allah mengirimkan Isa putra Maryam 'alaihis salam seakan-akan rupanya seperti Urwah ibnu Mas'ud As- Saqafi, lalu Isa mengalahkan Dajjal dan Allah membinasakannya.
Setelah itu manusia tinggal selama tujuh tahun sesudah Nabi Isa, tanpa ada suatu persengketaan pun di antara dua orang.
Kemudian Allah mengirimkan angin yang sejuk dari arah Syam, maka tiada seorang pun yang di dalam kalbunya terdapat iman sebesar zarrah pun melainkan angin itu mencabut nyawanya.
Hingga sekalipun seseorang dari mereka sedang berada di dalam sebuah gunung, niscaya angin itu menyusup ke dalamnya dan mengenainya.
Abdullah ibnu Amr menegaskan bahwa ia mendengarnya dari Rasulullah SAW, lalu ia melanjutkan:
"Dan yang tertinggal adalah orang-orang yang jahat saja, gerakan mereka sangat ringan seperti burung dan pikiran mereka seperti serigala. Mereka tidak mengenal hal yang makruf dan tidak mengingkari hal yang mungkar. Abdullah ibnu Amr melanjutkan:
"Maka setan menampakkan dirinya kepada mereka, lalu berkata, "Ingatlah, kalian harus mengikuti perintahku!" Lalu Setan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala, maka mereka menyembahnya.
Sedangkan mereka yang dalam keadaan demikian itu rezeki mereka berlimpah dan penghidupan mereka membaik.
Kemudian ditiuplah Sangkakala, maka tidak seorang pun yang mendengarnya melainkan langsung mati saat itu juga dalam keadaan apa pun.
Dan mula-mula orang yang mendengarnya adalah seorang lelaki yang sedang memplester kolamnya, maka ia mati. Dan tiada seorang pun melainkan mati.
Kemudian Allah menurunkan hujan yang rintik-rintik atau hujan lebat --An-Nu'man alias perawi ragu--. Maka muncullah karenanya jasad-jasad manusia.
Kemudian Sangkakala ditiup lagi, maka dengan serta merta mereka berdiri melihat.
Kemudian dikatakan: "Hai manusia, kemarilah kalian menghadap kepada Tuhan kalian, dan berhentikanlah mereka, sesungguhnya mereka akan dimintai pertanggungjawabannya." Abdullah ibnu Amr melanjutkan: "Kemudian dikatakan (kepada para Malaikat), "Bangkitkanlah golongan orang-orang yang masuk neraka!" Ditanyakan, "Berapa jumlah mereka?" Dijawab: "Dari setiap 1000 orang adalah 999 orang."
Maka pada hari itu anak-anak dibangkitkan dalam keadaan beruban, dan pada hari itu betis disingkapkan. Orang-orang yang Dikehendaki Allah Pada ayat di atas QS Az-Zumar ayat 68 disebutkan:
"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah."
Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang dikecualikan Allah dalam ayat ini bahwa mereka tidak mati? Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, Malaikat Jibril 'alaihis salam menjawab:
"Mereka adalah para Syuhada yang menyandang pedang-pedang mereka berada di sekitar 'Arasy, para Malaikat menjemput mereka pada hari Kiamat untuk dibawa ke Padang Mahsyar dengan unta kendaraan dari Yaqut yang pelarianya lebih lembut daripada kain sutra.
Panjang langkahnya sama dengan sejauh jarak mata memandang. Mereka berjalan di dalam Surga seraya mengatakan dalam pesiarnya itu,
"Marilah kita berangkat menuju kepada Tuhan kita, kita akan menyaksikan bagaimana Tuhan kita memutuskan perkara di antara makhluk-Nya." Tuhanku tertawa (ridha) kepada mereka.
Dan apabila Tuhanku ridha kepada seseorang hamba di suatu tempat, maka tidak ada hisab (perhitungan amal perbuatan) baginya. Demikian sekilas peristiwa akhir zaman hingga ditiupnya Sangkakala.
Semoga ulasan ini dapat menambah keimanan kita kepada hari Akhir dan dipelihara dari fitnah Dajjal.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait