Lebu ketiyub angin bumi rahayu di isyaratkan, seseorang yang menggelar hajatan pada hari tersebut peristiwanya akan cepat hilang dari ingatan, bagaikan debu tertiup angin.
Akan tetapi dalam kehilangan akan ada kebahagiaan saat menjalani kehidupan di dunia.
Sedangkan di hitung dari penjumlahan neptu hari dan pasaran pawukon pujangga Ronggowarsito. Pada hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 2022 bertepatan dengan condro pawukon (ramalan) Sanggarwaringin yakni, hari yang sangat baik untuk keperluan hajatan.
Sementara itu jika melihat watak seseorang berdasarkan pawukon, Idayati adik kandung Presiden Joko widodo yang lahir pada Kamis Pon tanggal 26 Mei 1966 wuku Wayang, memiliki karakter atau sifat cita cita yang tinggi dan tujuan mulia.
Cerdas serta rasa keinginan tahuanya tinggi. Tidak tertarik dengan urusan orang lain.
Ciri khasnya berpenampilan malu malu, dandanan rapi, tingkah lakunya lembut dan sopan.
Dewa yang mamayungi wuku wayang adalah Dewa Bhatara Sri yang memiliki watak keberkahan sandang pangan.
Sedangkan Anwar Usman, Ketua Mahkamah Konstitusi yang akan meminang Idayati, lahir Senin Kliwon 31 Desember 1956 wuku Kuruwelut.
Berdasarkan perwatakan pawukon, seseorang yang lahir pada hari tersebut memiliki karakter bersedia berkorban untuk keluarga.
Menjaga kehormatan keluarga merupakan sifat yang sangat menonjol. Memiliki jiwa kecintaan terhadap asal usul yang sangat kuat.
Hanya saja watak orang seperti ini memiliki kecenderungan kerap memasukan segala hal kedalam hati, sehingga mudah memicu perasaan.
Akan tetapi juga mudah memaafkan serta tidak memiliki sifat pendendam, ramah dan sopan pembawaannya.
Lantas seseorang yang lahir pada hari Kamis Pon 26 Mei 1966 dan 31 Desember 1956 jika di satukan dalam pernikahan bagaimana nantinya jika di petung berdasarkan pawukon?
Melalui pawukan, neptu hari dan pasaran kedua orang yang akan menikah biasanya di jumlahkan dan di hitung hasil pawukonya. Kamis Pon neptu hari dan pasaran berjumlah 15, sedangkan Kamis Pahing berjumlah 17, penjumlahan dari neptu dan pasaran keduanya jatuh pada condro pawukon (ramalan) satria wibawa.
"Yang isyaratnya akan memperoleh kemuliaaan dan keluhuran," Urai Toto Purbangkara.
Tak di pungkiri, penggunaan pawukon dalam budaya jawa tidak hanya di lakukan oleh masyarakat biasa, akan tetapi keraton sebagai pemangku adat dan budaya sampai saat ini juga masih mempergunakan perhitungan jawa di setiap perhelatan tradisi adat.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait