Konstruksi Tol Bengkulu - Taba Penanjung Gunakan Proteksi Lereng

Demon Fajri
Gerbang tol Bengkulu (Foto: Demon Fajri/MPI)

BENGKULU, iNews.id - Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan – Kota Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu - Kota Bengkulu, Seksi Bengkulu-Taba Penanjung telah mencapai progress konstruksi 100 persen.

Tol yang dibangun PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sejak tahun 2019 ini telah menjalani Uji Laik Fungsi (ULF) pada 13-14 April 2022. 

Di mana saat ini tengah menunggu surat keputusan laik operasi dari Kementerian PUPR, sebelum akhirnya dapat dioperasikan atau difungsionalkan.

Direktur Operasi III HKI, Selo Tjahjono mengatakan, membentang sepanjang 17,6 km, Jalan Tol Seksi Bengkulu-Taba Penanjung ini merupakan tol pertama yang hadir di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia, ini.

Di mana, kata Selo, tol ini menyambungkan Kota Bengkulu dan Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah,

"Jalan tol ini memiliki kecepatan rencana sebesar 80 km/jam. Sehingga mampu menghadirkan waktu tempuh lebih kurang 15 menit dari Kota Bengkulu ke Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah. Sementara jika berkendara dari Bengkulu ke Taba Penanjung atau sebaliknya melalui jalan nasional, waktu tempuh dapat mencapai lebih kurang 1 jam," kata Selo, dalam keterangannya yang di terima Jurnalis MNC Portal Indonesia, Kamis (21/4/2022).

Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung ini, jelas Selo, akan memberlakukan sistem one gate, yakni dengan melakukan satu kali tapping di GT Bengkulu di Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.

Jalan tol ini, lanjut Selo, memiliki 21 jembatan,dua simpang sebidang dan satu buah interchange. Konstruksi yang membelah bukit dan menyeberangi lembah serta sungai.

Kondisi topografi trase Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung memiliki tantangan medan yang cukup berat, sehingga mengharuskan tim untuk ‘membelah bukit’ dan membangun jembatan – pile slab untuk menyeberangi lembah atau sungai. 

Sehingga, kata Selo, disepanjang tol tampak potongan bukit yang membentuk kemiringan lereng, dengan ketinggian yang bervariasi (tertinggi sekira 45 meter). 

"Jumlah jembatan dalam tol ini cukup banyak, bahkan terdapat jembatan panjang dengan 9 bentang sebanyak 2 buah, dengan total panjang jembatan masing-masing kurang lebih 300 meter," jelas Selo.

Untuk mencegah kelongsoran, sambung Selo, maka lereng dibuat sistem trap, dimana setiap trap memiliki ketinggian lebih kurang 5 meter. 

Selain itu, tambah Selo, juga dilakukan penanaman vegetasi untuk mencegah erosi pada permukaan lereng, akibat curah hujan untuk memperlambat kecepatan aliran air permukaan (run off).

Lalu, untuk menjaga nilai porositas dan permeabilitas tanah, mengikat tanah, dan membantu menurunkan tegangan air pori melalui proses transpirasi.

Selo menyampaikan, jenis vegetasi yang ditanam tergantung dari jenis tanah asli, yakni solid sodding untuk tanah merah, hydroseeding (metode jaring).

Untuk tanah napal putih, kata Selo, penanaman rumput vetiver dan untuk tanah merah kemiringan >1:2, dan juga pasangan batu untuk tanah napal hitam.

"Proteksi lereng harus dilakukan di proyek Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung untuk mencegah erosi yang akan mengganggu operasional jalan tol nantinya,” jelas Selo.

Dengan kondisi jenis tanah dan kontur yang ada, maka konstruksi pondasi jembatan menggunakan beberapa tipe pondasi dalam yakni bore pile dan tiang pancang beton.

Pekerjaan harus dilakukan dari dasar lembah atau tepi sungai, sehingga panjang kolom jembatan menjadi cukup tinggi. Hal ini mempengaruhi metode kerja erection balok girder jembatan.

Ada dua cara erection yang dilakukan yakni dengan alat angkat crane seperti biasa dan kombinasi antara crane dengan truss launcher girder. Sedangkan untuk mempercepat konstruksi pile slab, menggunakan metode pre cast untuk plat lantainya.

Selama pembangunan proyek, HKI senantiasa berkoordinasi dengan PT Hutama Karya (Persero), Kementerian PUPR, dan beberapa expert sesuai bidangnya yang dilakukan secara rutin sehingga aspek mutu, waktu dan biaya terkontrol dengan baik.

Selo berharap, jika Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung sudah dapat diakses masyarakat, mobilitas masyarakat dari Bengkulu ke Taba Penanjung dan sebaliknya akan menjadi lebih cepat. 

“Kami senantiasa berupaya menghadirkan infrastruktur dengan kualitas terbaik untuk masyarakat, khususnya jalan tol. Ini merupakan komitmen HKI dalam menyukseskan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera,” pungkas Selo.

Editor : Bramantyo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network