Di pihaknya, Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, mengatakan Israel tidak akan membiarkan orang-orang yang dia gambarkan sebagai "perusuh" menghalangi shalat di Yerusalem dan mengganggu ketertiban umum.
Gendelman menuduh “preman Palestina” melemparkan batu tanpa alasan dengan tujuan mengobarkan situasi di Masjid Al-Aqsha. Dia mengatakan polisi Israel dipaksa memasuki kompleks untuk membubarkan kerumunan dan menenangkan situasi.
Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Israel telah melakukan penangkapan dan serangan militer di Tepi Barat yang diduduki secara ilegal setelah serangkaian serangan mematikan oleh warga Palestina di dalam wilayah Israel, memicu bentrokan di mana beberapa warga Palestina telah tewas, termasuk tujuh sejak Rabu.
Puluhan ribu warga Palestina diperkirakan akan berkumpul di Al-Aqsa untuk salat Jumat sore saat umat Islam menjalankan bulan suci Ramadhan.
Protes dan penggerebekan selama berminggu-minggu di Al-Aqsa selama Ramadhan tahun lalu meningkat menjadi serangan 11 hari di Jalur Gaza yang terkepung.
Perang tersebut menyebabkan kematian sedikitnya 260 orang Palestina, serta 13 orang Israel, dan kehancuran yang signifikan di wilayah yang sudah miskin itu.
Ramadhan tahun ini bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi dan pekan suci umat Kristen, membawa ribuan peziarah dan pengunjung lainnya ke Yerusalem.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait