SERPONG, iNewsKaranganyar.id – Rencana penyelenggaraan Tangsel Night Market di kawasan Ruko Golden Road, Ruko Malibu, Blok S, dan ITC BSD, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendapat protes dari para pemilik tenant atau penyewa toko dan kios tetap di ITC BSD.
Protes ini datang dari Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) Non Penghuni ITC BSD, yang khawatir akan dampak negatif dari kehadiran pasar malam tersebut terhadap usaha mereka.
Pengawas PPRS Non Penghuni ITC BSD, Sung Sonni, menyampaikan bahwa pemilik tenant khawatir omzet mereka akan turun drastis jika Tangsel Night Market beroperasi.
Pasalnya, harga barang di pasar malam cenderung lebih murah, serta suasana yang lebih menarik bagi pelanggan dibandingkan pusat perbelanjaan tetap.
"Dengan harga yang lebih murah dan daya tarik suasana pasar malam, pelanggan cenderung beralih ke Tangsel Night Market daripada berbelanja di ITC Mall atau pun ruko di kawasan ITC Mall," ujar Sung Sonni, Sabtu (31/1/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti ketimpangan dalam biaya operasional. Sebab, pemilik tenance di ITC BSD harus membayar sewa yang tinggi, pajak, dan biaya operasional lainnya.
Sedangkan pedagang di Tangsel Night Market hanya perlu membayar biaya sewa sementara yang jauh lebih rendah. Hal ini dinilai menciptakan persaingan bisnis yang tidak adil.
Selain persaingan harga, beberapa pemilik usaha juga khawatir terhadap keamanan dan kebersihan di sekitar kawasan ITC BSD yang digunakan untuk penyelenggaraan Tangsel Night Market.
CT (57), seorang pedagang warkop di ITC BSD, berharap agar penyelenggaraan Tangsel Night Market ditunda atau bahkan dibatalkan karena belum ada sosialisasi dengan pemilik tenance maupun pedagang yang sudah lama berjualan di kawasan tersebut.
"Sekarang belum buka aja omzet udah turun. Apalagi nanti kalau sudah buka," keluhnya.
Ia juga mengkhawatirkan keamanan kendaraan pelanggan dan pedagang yang parkir di sekitar lokasi.
"Orang masuk siapa aja, dari mana aja. Kita was-was kalau motor parkir," tambahnya.
Ketika dikonfirmasi oleh wartawan, salah satu personel Tangsel Night Market, Angga, memilih untuk tidak memberikan tanggapan terkait protes dari pemilik tenant.
Namun, berdasarkan informasi dari situs web resmi Tangsel Night Market, pasar malam ini dirancang sebagai kawasan kreatif terpadu di jantung Kota Tangerang Selatan.
Dengan lebih dari 200 tenant dari berbagai bidang usaha seperti fashion, kuliner, flora dan fauna, serta produk kreatif, pasar malam ini diharapkan menjadi destinasi wisata baru bagi warga Tangsel.
Dengan adanya rencana penyelenggaraan Tangsel Night Market, banyak pemilik tenance mempertanyakan legalitas, perizinan, serta batasan waktu operasionalnya.
Jika regulasi tidak jelas, keberadaan pasar malam ini bisa semakin memperburuk kondisi bisnis mereka.
Untuk itu, Pemkot Tangsel diharapkan dapat mengambil langkah tegas dalam mengatur keberadaan Tangsel Night Market agar tidak merugikan pemilik tenant di ITC BSD.
Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan membatasi jadwal operasional atau memastikan lokasi pasar malam tidak terlalu dekat dengan pusat perbelanjaan tetap.
Dengan adanya keseimbangan antara pasar malam dan usaha tetap, diharapkan kondisi bisnis di kawasan ITC BSD tetap sehat dan kondusif bagi semua pihak.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait