Sejarah Rosalia Indah
Kecelakaan Bus Rosalia Indah saat arus mudik lebaran yang membawa korban jiwa ini mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya otobus yang bermarkas di Palur, Jaten, Karanganyar ini salah satu perusahaan Otobus yang menerapkan keselamatan penumpang cukup tinggi.
Otobus ini didirikan oleh Yustinus Soeroso atau biasa dipanggil Pak Roso. Lewat sentuhan tangannya, Rosalia Indah maju pesat.
Karena menerapkan standar keselamatan para penumpangnya, otobus satu ini cukup aktif melakukan peremajaan bus-bus miliknya. Tak heran bila otobus satu ini sangat akrab disapa Sultan Palur.
Suroso atau pak Roso mendirikan otobus ini dari nol. Jatuh bangun sudah dirasakan pak Roso saat mendirikan PO Rosalia Indah.
Awalnya banyak yang mengira sang pemilik berasal dari orang berada. Namun, Soeroso mengungkapkan, dirinya terlahir dari keluarga kurang mampu.
"Seorang Soeroso itu sebenaranya Cah Deso. Anaknya petani tak punya lahan sawah, buruh tani. Itulah kondisi saya sebenarnya," ujar Yustinus Soreoso dilansir dari kanal YouTube PerpalZ TV.
Dia menuturkan di masa kecil dirinya anak yang kurang beruntung. Keadaan orang tua yang hidup pas-pasan harus menghidupi enam orang anak.
"Di situ saya termotivasi untuk hidup dan sekolah mandiri, sehingga apa yang saya rasakah saat itu kalau sudah dewasa harus pergi dari rumah dalam artian mengembangkan masa depan saya," katanya.
Soeroso mulai mencari pekerjaan di kota, namun susah. Apalagi ijazah pasa-pasan. Akhirnya menjadi kondektur bus.
"Jadi kondektur orang tidur kita melek. Berangkat jam 3 malam, dan jam 8 malam baru pulang. Itu saya rasakan bersama keluarga," ujarnya.
"Pelan-pelan dengan bekerja semangat keras dan keluarga berdoa memohon kepada Tuhan agar diberi pekerjaan lebih baik. Ya seperti orang-orang sesok mangkat, sore mulih," katanya.
Atas pertimbangan itu, dia memutuskan untuk menjadi agen bus PO Timbul Jaya. Berkat keuletan dan kejujurannya, Soeroso dipercaya mengelola satu bus.
"Di sini cari penumpang sendiri, jadi calo sendiri, agen sendiri. Berkat kerja keras bus akhirnya ditambah. Dari pegang satu sampai 36 bus," kata Soeroso.
11 tahun bersama PO bus Timbul Jaya menjadi menjadi cikal bakal Rosalia Indah. "Saya sangat berterima kasih kepada Timbul Jaya. Sampai sekarang saya menghargai Timbul Jaya menghargai hingga berkembang sampai saat ini," ujar pria bersahaja ini.
Soeroso mengungkapkan saat di Timbul Jaya dirinya sempat menjadi kepala unit Solo dan Jawa Timur.
"Saya bekerja mengalir saja. Sesuai prosedur tidak aneh-aneh. Saya dipercaya hampir 90 persen, (keputusan) saya yang menentukan. Bos tahunya beres ada setoran bus," katanya.
Pada 1983, Soeroso punya ide untuk melayani penumpang yang baru turun dari bus Sumatera ke Jawa. Saat itu, tidak ada angkutan terusan yang mengantarkan mereka ke masing-masing daerah tujuan.
"Saya inisiatif kredit kendaraan sendiri, dinaikkkan travel. Ternyata bagus, pada 1984 bertambah dua unit," ujarnya ayah tiga anak ini.
Dibantu sang istri Yustina Rahyuni, Soeroso mengoperasikan dan mengelola layanan travel dengan armada pertama Mitsubishi Colt "Bibit Kawit" melayani trayek Surakarta (Solo)–Blitar. Kemudian mengembangkan trayek melayani Yogyakarta–Surabaya, dan Yogyakarta–Blitar/Malang.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait