Hadiri Deklarasi PP Polri, Ganjar Pranowo Ceritakan Sejak Kecil Dirinya Dijarkan Tidak Mencla-mencle
KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Calon Presiden (Capres) nomer urut 3 Ganjar Pranowo bertemu dengan ribuan orang dari Keluarga Besar Putra Putri Polri dan Keluarga Purnawirawan TNI/Polri di Hall De Tjolomadoe Karanganyar.
Saat bertemu, Ganjar Pranowo menceritakan bagaimana dirinya dididik oleh ayahnya. Dia dibiasakan untuk satu pikiran, perkataan dan perbuatan, agar jangan jadi orang yang mencla-mencle.
"Saya terlahir dari anak militet Brimob. Sejak kecil, saya dididik agar tidak mencla-mencle sejak kecil," papar Ganjar saat menerima dukungan dari keluarga besar para purnawirawan TNI dan Polri, di De Tjokomadu, Karanganyar, Rabu (7/2/2024).
Pada kesempatan itu, Ganjar juga menyinggung untuk tidak melupakan sejarah. Ketika kontestasi pilpres berlangsung, yang perlu menjadi fokusnya adalah bagaimana mencintai bangsa ini dengan menjadi patriot sejati dan dibuktikan dengan konsistensi.
“Saya ini ingat sejarah. Ada cerita menarik, seorang yang memberontak dengan negeri ini dan ingin memisahkan dari republik, dan dia anggota PRRI Permesta (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia-Perjuangan Semesta), lalu melarikan diri, meninggalkan bangsa yang kita cintai, saya harap bapak ibu tahu,” paparnya.
Ganjar menegaskan, bahwa ayahnya ikut menumpas pemberontakan PRRI Permesta, atas dasar itulah Ganjar menekankan kalau dirinya bukanlah anak seorang pemberontak.
Ia mengaku bangga sebagai anak letnan I namun saat ini dirinya duduk bersama dengan para jendela. Dan yang lebih membanggakan, para jenderal ini memberikan dukungan pada dirinya dj Pilpres ini.
"Ayah saya anggota Brimob Letnan I. Pasti bapak saya senang melihat saya di sini duduk bersama dengan para jenderal dan didukung senior-senior," tandasnya.
Kepada yang hadir Ganjar menyampaikan program internet gratis dan sekolah gratis yang jadi andalannya.
Disamping itu Ganjar juga menjelaskan bahwa penanganan stunting itu justru dilakukan sejak sebelum menikah, hamil dan melahirkan. Setelah melahirkan memberikan ASI ekslusif.
Pencegah stunting, lanjut Ganjar seharusnya menyasar ibu hamil atau menyehatkan kaum perempuan, bukannya memberi makan gratis. Yang dapatnya kenyang saja. Kecuali untuk penderita gizi buruk. Cegah stunting itu kasih ASI eklusif.
"Jadi penangan stunting itu dari awal sebelum nikah cek kesehatan dulu, kemudian saat hamil diberikan gizi. Pemberian ASI selama dua tahun, itu baru menangani stunting," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu pula, Ganjar menyinggung semakin banyak kampus yang mengkritik kondisi demokrasi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan salah satu tanda demokrasi sedang tidak baik-baik saja.
Aksi protes terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo, datang dari kalangan tokoh agama dan civitas akademika hingga intimidasi dari oknum Polri kepada kalangan akademisi.
Ganjar mengatakan, kritik kampus tersebut sebagai bentuk tanda demokrasi di berada di ujung jurang. Dirinya merasa sedih dan prihatin melihat kondisi (demokrasi) saat ini.
"Demokrasi kita berada pada jurang, kampus itu punya mimbar akademik. Maka kalau mereka menyuarakan itu pasti nuraninya," tegas Ganjar,
Ganjar juga mengatakan usai debat capres beberapa hari lalu, banyak reaksi positif masyarakat ditujukan padanya bahkan sebagian menyemangatinya untuk terus maju.
Usai acara Ganjar menyempatkan diri foto bersama di panggung. Untuk selanjutnya bertolak ke Grobogan Purwodadi. ***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait