SOLO, iNewskaranganyar – Dalam upaya Membumikan Risalah Islam Berkemajuan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar International Conference on Islamic and Muhammadiyah Studies (ICIMS). Bertemakan Discovering a Contemporary Approach of Islamic Studies in the Digital Era to Realize the Risalah Al-Islam Al-Taqaddumi. Berlangsung pada Selasa-Rabu, (30-31/1/ 2024).
Secara blanded melalui platform zoom meeting dan secara langsung di Auditorium Mohammad Djazman.
Kegiatan ini bertujuan mencari solusi dari dampak era digitalisasi pada masyarakat kontemporer. Melalui jurnal dan penelitian para akademisi dan kader Muhammadiyah baik dalam maupun luar negeri. Diikuti oleh sekitar 390 partisipan dengan jumlah jurnal yang sama dari 12 negara.
Mengundang secara langsung pembicara ahli dari berbagai negara yakni, Prof., Dr., Rasyid Manshur Muhammad Ash-Shobahi Guru Besar Ilmu Tafsir dari San’a University Yaman, Dr., Muhammad Abduh seorang Senior Assistant Professor School of Business and Economics Universiti Brunei Darussalam, Muhammad Zakki Azani, Ph.D., Prof.,Dr., Zaghloul al-Najjar Guru Besar di World Islamics Sciences and Education Amman University Jordan, Prof. Dr., Abdulmalek Yahya Al Hidabi Guru Besar Ilmu Pendidikan di International Islamic University Malaysia dan Dr., Hakan Coruh dari Islamic Studies Faculty of Arts and Education Charles Sturt University.
Menurut Dr., Kharis Nugroho selaku ketua pelaksana ICIMS 2024 dalam sambutannya menyebutkan tema tersebut perlu diangkat melihat fenomena digitalisasi di tengah masyarakat yang Nampak semakin masif tetapi tidak berdampak positif dalam pemahaman agama, dengan menangkap berbagai dampak dan problem yang muncul terutama terkait dengan lingkungandan keadaban, seperti polusi lingkungan, lahan kurang produkif, dan destruksi nilai dalam interaksi sosial.
“Konferensi ini diharapkan mampu menggali peran dari nilai-nilai agama bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi berbagai problem dan tantangan,” sebut Kharis.
Selaku keynote speaker pertama Prof., Dr., Rasyid Ash Shobahi dari Yaman, ia menyampaikan perlunya ide-ide untuk menyampaikan Islam dengan semangat progresifitas.
Oleh karenanya untuk menjawab era digitalisasi itu diperlukan situs-situs dan website dengan konten Islami dengan menggunakan bahasa-bahasa dunia. Harapannya, akan terjadi diskusi dan dialog aktif antar beragam masyarakat dunia.
Dalam kesempatan itu, Dr.,Hakan Coruh dari Charles Sturt University Australia turut memetakan kecenderungan pemikiran masyarakat Islam kontemporer yang cenderung tradisional, sekaligus tawaran solusi yang diberikan sesuai dengan gagasan dari pemikir muslim, Muhammad Abduh.
“Ada 5 trends atau kecenderungan dalam pemikiran Islam yaitu neo-traditionalism and scripturalism; neo-modernist reformism; socio-political and cultural Islamism; liberal humanism; dan Sufi spirituality,” jelas Hakan. ***
Editor : Puspita Priska Lituhayu
Artikel Terkait