Menguak Mitos Telaga Warna Puncak, Si Cantik yang Misterius

Danang Prabowo
Menguak Mitos Telaga Warna Puncak, Si Cantik yang Misterius (Foto: Okezone)

JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Telaga Warna Puncak Bogor adalah sebuah objek wisata alam yang terletak di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Objek wisata ini berada di dekat unanperkeb Teh PTP VII Gunung Mas. Dilatar belakangi persawahan dan perkampungan penduduk dengan gunung yang menjulang tinggi menambah keindahan panorama alam yang sudah ada.

Sebelum ditetapkan sebagai kawasan taman wisata pada tahun 1972, kawasan Telaga Warna Puncak Pass Cisarua - Bogor, merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam hutan Gunung Mega Mendung dan hutan Gunung Hambalang.

Peninggalan Kerajaan Kutatanggeuhan

Dulu di sekitar Telaga Warna Puncak pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kutatanggeuhan. Kerajaan ini sejahtera dan bahagia dipimpin oleh Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah. 

Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah begitu sedih. Mereka sudah lama menjalani pernikahan, usia pun semakin tua, tetapi belum juga dikaruniai anak. Prabu Swarnalaya pun meminta bantuan ahli nujum istana. 

Sang ahli nujum mengatakan, Prabu Swarnalaya harus bertapa di gua Gunung Nas. Akhirnya dia menuruti saran ahli nujum dan bertapa di Gunung Mas tanpa diketahui siapa pun. 

Pertapaannya pun selesai. Dia pulang ke istana Kuta Tanggeuhan dan menunggu. Beberapa bulan kemudian, suatu hari Ratu Purbamanah tiba-tiba pingsan kala sedang berjalan-jalan di taman.

Tabib yang bertugas mengobati mengatakan, permaisuri cantik itu sedang mengandung. Bahagia lah hati Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah. 

Seluruh rakyat kerajaan juga ikut bergembira dan menanti lahirnya anak mereka. Setelah penantian panjang, akhirnya Ratu Purbamanah melahirkan bayi perempuan cantik. 

Ketika bayi tersebut berumur tujuh hari, istana mengadakan syukuran besar-besaran melalui pesta rakyat yang diselenggarakan selama tujuh hari tujuh malam.  Sang Prabu sekaligus mengumumkan nama anaknya, yaitu Nyi Mas Ratu Dewi Rukmini Kencanawungu. 

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Putri mereka tumbuh dewasa dan memancarkan aura kecantikannya.  Namun, sang Putri berwatak keras dan manja. Apa yang dia inginkan harus disediakan. 

Meski begitu, teman-teman, seluruh rakyat dan orang tuanya tetap menyayangi Putri. Rambut sang Putri selalu dikuncir dengan pita warna biru. Teman-temannya pun menjulukinya Dewi Kuncung Biru. Sang Putri tidak marah.  

Dia justru senang karena biru merupakan warna kesukaannya. Memasuki usia 17 tahun, Putri Kuncung Biru semakin cantik. Dia gemar bersolek dan berdiam lama di depan cermin. 

Menurut legenda rakyat Jawa Barat, Telaga Warna terjadi karena ulah seorang putri manja kerajaan Kutatanggeuhan yang bernama Putri Gilang Rukmini, yang kasar menolak hadiah ulang tahun berupa kalung emas dan permata. 

Sang Ratu sangat sedih melihat kelakuan putrinya tersebut. Dan semua orang pun ikut meneteskan air mata, hingga istana pun basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah pun keluar air yang deras, makin lama makin banyak. 

Hingga akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah. Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. 
Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung putri yang tersebar di dasar telaga.

Editor : Ditya Arnanta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network