KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Politik tak hanya membutuhkan biaya tinggi. Namun olah spiritual itupun kerap dilakukan para kandidat Legislatif bila ingin duduk di gedung parlemen.
Sudah menjadi rahasia umum, setiap menjelang perhelatan pemilihan umum, baik Kepala Daerah, Legislatif hingga konon pemilihan Presiden, banyak lokasi yang dianggap bertuah, menjadi rujukan bagi mereka yang menginginkan status sosialnya naik. Salah satunya, Pringgondani yang terletak di lereng Gunung Lawu.
Kabut tebal menyelimuti lereng Gunung Lawu saat iNewskaranganyar.id menginjakan kaki di Kelurahan Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar.
Untuk menuju ke Kelurahan Blumbang tidaklah terlalu sulit. Pasalnya, akses jalan untuk menuju ke Blumbang sudah sangat mulus.
Sendang Pringgodani terletak di lereng Gunung Lawu. Sendang Pringgodani ini kerap disambangi Pejabat Negara, Capres hingga Caleg setiap jelang Pemilu (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)
Hanya saja, bila ingin menuju ke Kelurahan Blumbang, kendaraan harus benar-benar dalam kondisi prima. Sebab, Kelurahan Blumbang itu sendiri merupakan Kelurahaan yang letaknya paling tinggi sebelum ke Cemoro Kandang, Gunung Lawu.
Setelah memakirkan kendaraan di tempat parkir yang ada. iNewskaranganyar.id pun melanjutkannya dengan berjalan kaki.
Dari lokasi parkir pengunjung harus berjalan kaki selama lebih satu jam. Untuk menuju ke Pringgodani tak gampang.
Fisik harus benar-benar sehat dan kuat. Selain medannya merupakan tanjakan dan turunan yang lumayan terjal. Belum lagi suhu udara pegunungan yang bisa membuat tubuh menjadi menggigil saking dinginnya.
Meski begitu, perjalanan menuju Pringgondani sangatlah mengasikan. Sepanjang perjalanan di kanan kiri jalur pendakian banyak ditemui kebun sayuran seperti wortel, kol juga cabai. Selain itu hijaunya pohon pinus juga terhampar di depan mata.
Namun langkah kaki iNewskaranganyar.id semakin terasa berat untuk melangkah. Hingga akhirnya iNewskaranganyar.id memutuskan berhenti sejenak untuk beristirahat di sebuah warung kopi sederhana di pertengahan perjalanan.
Secangkir teh hangat, semangkuk mie rebus dan sebatang rokok lumayan mengisi perut yang kosong.
Usai melemaskan otot kaki, dan mengisi perut dengan menu sederhana, perjalanan dilanjutkan kembali hingga akhirnya sampai di pintu masuk pertapaan Pringgondani.
Ternyata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi ini hampir dua jam berjalan kaki (karena banyak berhenti untuk mengatur nafas dan melemaskan otot kaki).
Kawasan Pringgondani, selama ini dikenal sebagai lokasi yang wingit dan juga angker.
Sebuah komplek pertapaan yang dipercaya sebagai salah satu petilasan Raja Majapahit yang terakhir,Prabu Brawijaya V.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait