Cerita Rakyat, Legenda Gunung Kelud Bersaudara dengan Gunung Merapi Serta Kisah Dendam Lembu Sora

Solichan Arif/Danang Prabowo
Cerita Rakyat, Legenda Gunung Kelud Bersaudara dengan Gunung Merapi Serta Kisah Dendam Cinta Lembu Sora yang bertepuk sebelah tangan (Foto: Okezone)

Spekulasi yang berkembang, karena lontaran yang kelewat dahsyat, wilayah Blitar yang berlokasi lebih dekat, justru terlewat. Yang terdampak parah justru wilayah lebih jauh. Kasak kusuk yang bergulir di sebagian masyarakat Blitar, itu semua akibat ingin merebut Kelud dari Blitar. Proses pengambilalihan tersebut kabarnya berlangsung di Yogyakarta. 

"Karenanya yang terdampak parah Kediri dan Yogya," kata Khamim. Merunut sejarahnya, Gunung Kelud sudah puluhan kali mengalami erupsi. Di periode awal letusan, tidak sedikit korban berjatuhan

Dalam Ensiklopedi Indonesia terbitan Ichtiar Baru- Van Hoeve tahun 1982, erupsi Kelud pada tahun 1919 disebut menelan korban jiwa 5.110. Letusan tahun 1966 mengakibatkan 25 desa hancur, dan 282 orang warga meninggal dunia. Lahar panas meluncur sejauh 31 km.

"Berdasarkan penelitian Direktorat Geologi Bandung, periode letusan Gunung Kelud terjadi 15 tahun sekali". Mantan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) Surono atau Mbah Rono mengatakan, Gunung Kelud dan Gunung Merapi merupakan tolok ukur para ahli vulkanologi di dunia. Terutama Kelud. 

Pembangunan Kantor Vulkanologi pertama tahun 1920 oleh Belanda di Bandung terkait erat dengan Gunung Kelud. 

"Pembangunanya disebabkan karena letusan Gunung Kelud pada 1919," kata Mbah Rono dalam "Belajar Membumi Bersama Mbah Rono, Memahami Gunung Api, Gempa, Energi Bumi, dan Fenomena Alam di Indonesia" (2015). 

Mbah Rono menganalogikan hubungan manusia dengan gunung, yakni khususnya Gunung Kelud, ibarat manusia pinjam uang kepada gunung untuk hidup dan bertani. Saat gunung meminta dikembalikan, yakni dengan cara erupsi, manusia seyogyanya mengembalikannya

Artinya manusia dan gunung hendaknya senantiasa berdampingan dengan harmonis. "Saya ingin manusia untuk mencoba mengerti apa maunya alam," kata Mbah Rono menambahkan. 

Begitu dahsyatnya Gunung Kelud saat meletus, sampai sampai Raja Hayam Wuruk (Kerajaan Majapahit) melakukan pemujaan secara khusus di Candi Penataran, Blitar. 

Dalam Negarakertagama, Hayam Wuruk sendiri tercatat lahir pada saat Gunung Kelud erupsi. Pemujaan secara khusus kepada Dewa Gunung yang dilakukan Hayam Wuruk, bertujuan untuk meredam amarah sang Kampud atau Gunung Kelud. 

Editor : Ditya Arnanta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network