Ia menyakini, usahanya tersebut menghindarkan pasangan dari perbuatan zina. AZ menjelaskan, yang baru saja dinikahkan itu kebetulan anak mantan pejabat di Karanganyar.
"Yang laki-laki tadi berinisial TH, anak mantan pejabat di Karanganyar. Bila tidak dalam posisi cerai (duda dan janda), saya menolak untuk menikahkan. Namun kalau dalam proses cerai, saya berani untuk menikahkannya. Kebetulan calon ini janda dan duda," tamban AZ.
Sebelum ijab kabul dimulai, AZ sempat menanyakan kenapa TH dan calon istrinya tidak melangsungkan pernikahan di KUA. TH menjawab, kalau orangtuannya tak begitu menyetujui pernikahan dengan calon istrinya itu.
AZ juga menanyakan perihal mas kawin dan meminta TH untuk melantunkan ayat suci Alquran. Hampir saja TH gagal, karena ia tak begitu fasih membaca ayat suci. AZ akhirnya meminta TH untuk membaca ayat yang ia hafal.
Ijab kabul pun berlangsung. Setelah TH dan pasangannya resmi menjadi suami istri siri, AZ memberikan sebuah sertifikat seperti buku nikah keluaran KUA. Di sana juga digelar pesta kecil-kecilan meski hanya dihadiri beberapa orang saja.
Saat ditanya alasan memilih menikah siri, TH mengaku persyaratan yang diajukan cukup mudah, hanya dengan datang bersama calon istri serta membawa dua lembar pasfoto ukuran 3x4 sentimeter.
”Semua yang urus ya yang akan menikahkan. Saya tinggal tahu beres. Saat itu saya dikenai biaya sebesar Rp1 juta rupiah," jelasnya.
Bahkan TH mengaku kalau dirinya tak hanya kali ini saja menggunakan jasa fasilitator nikah siri.
"Sebelumnya saya juga sudah pernah pakai jasa fasilitator nikah siri," pungkasnya.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait
