GARUT,iNewskaranganyar.id - Sosok Katerina Angelia mendadak menjadi pusat perhatian saat video rekaman saat melakukan atraksi kebal dari sayatan golok diatas panggung.
Video aksi berbahaya menyayat beberapa bagian anggota tubuh menggunakan sebilah golok tersebut diunggah akun TikTok @Garutpedia.
Untuk diketahui, atraksi kesenian tradisional itu dilakukan pada Malam Penganugrahan Wanoja Desa, yang menjadi final dari acara Pasanggiri Wanoja Desa 2023, Senin (27/2/2023) lalu.
Dalam video yang diunggah, Katerina Angelia yang berpakaian pangsi dan ikat kepala itu sangat luwes menyayat-nyayat lehernya dengan menggunakan golok.
Adegan ini ia lakukan berulang kali tanpa melukai tubuhnya.
Maju ke bibir panggung, perempuan berusia 20 tahun ini lantas berjongkok sambil mengerat lidahnya.
Di detik berikutnya, Katerina Angelia melakukan aksi yang tak kalah ekstrem. Dengan merentangkan tangan kirinya sembari memegang wortel, secara lihai ia lantas mencincang habis sayuran itu.
Kepada MNC Portal Indonesia, Katerina Angelia mengungkap lima fakta terkait dirinya.
1. Satu-satunya Perempuan di Desa Banjarsari yang Mempelajari Debus
Katerina Angelia merupakan satu-satunya perempuan di Desa Banjarsari, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, yang mempelajari debus, kesenian tradisional yang menampilkan kekebalan tubuh dari senjata tajam. Kesenian ini ia pelajari sejak dua tahun yang lalu dari pamannya.
"(Debus) belajar dari paman, adiknya ayah. Baru dua tahun belajar sama beliau," tutur Katerina Angelia, Jumat (3/3/2023).
Perkenalannya dengan seni debus diawali dari kebiasaan Katerina Angelia berlatih seni pencak silat. Kesenian bela diri tradisional ini setidaknya telah ia mulai sejak kecil.
"Kalau silat memang sejak kecil sudah sering latihan, karena kebetulan keluarga dari jalur ayah secara turun temurun mempelajari pencak silat. Nah karena paman ternyata bisa juga debus, kebal dari senjata tajam, saya tertarik untuk mempelajarinya," ujarnya.
2. Tak Gunakan Jimat dan Ilmu Tertentu
Perempuan kelahiran Jakarta 24 Januari 2002 lalu ini mengungkapkan jika dirinya tidak memiliki jimat sebagai bekal untuk memiliki kekebalan. Puteri pasangan almarhum Ujang Supriatna dan Ros Kurniawan ini pun tak mendalami suatu ilmu tertentu agar kebal dari senjata tajam.
"Sama sekali tidak ada (penggunaan jimat dan ilmu tertentu), modalnya hanya berdoa saja dan yakin pecaya diri, kalau ragu-ragu tidak bisa. Dulu awal-awal belajar memang takut, kulit sering tergores oleh senjata tajam, sekarang alhamdulillah tidak lagi," ungkapnya.
Ia menjelaskan jika kesenian debus tidak populer di kalangan perempuan. Katerina Angelia mendalami debus karena faktor kecintaannya pada sesuatu yang bersifat memiliki tantangan.
"Memang debus tidak begitu populer untuk perempuan. Saya sendiri menggeluti debus karena suka, ada tantangannya," ucapnya.
3. Berkuliah di STH Garut
Katerina Angelia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Ia tercatat sebagai mahasiswi semester VI di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Garut.
"Masih kuliah semester VI. Kalau lulus nanti, saya bercita-cita ingin menjadi notaris," ujarnya.
Mengambil pendidikan tinggi hukum merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuknya, termasuk sang ibu. Pasalnya, keluarga dari jalur ibu, rata-rata memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan di bidang hukum.
"Teman-teman hingga dosen di kampus tidak tahu jika saya mempelajari debus. Lagipula, tidak ada hubungannya jika saya melakukan penampilan kebal terhadap senjata di kampus," katanya.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait