Menurut kaidah fiqih, puasa sunnah dapat menutupi kekurangan yang pada puasa wajib (Ramadhan).
Puasa juga menjadi perisai dari gangguan setan dan amalan melepaskan diri dari siksa api neraka.
Dari Abu Qatadah Al-Anshari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas Beliau menjawab:
ٌٌََََََََََُُُُُِِِِِِِّْْْْْْ
"Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku." (HR Muslim No 1162)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
ٌََََََََََََََََََُُُُُُِِِِِِِّْْْْْْْْ
"Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa." (HR Tirmidzi No 747. Hadis Hasan gharib).
Niat Puasa Sunnah Senin
ًََََََََُُِِّْْْْْْ َََِِ
Nawaitu Shouma Yaumal Itsnaini Sunnatan Lillahi Ta'ala. Artinya: Saya niat puasa sunnah Hari Senin karena Allah Ta'ala.
Niat Puasa Kamis
ًََََََََُُِِّْْْْْ َََِِ
Nawaitu Shouma Yaumal Khomiisi Sunnatan Llillahi Ta'ala. Artinya: Saya niat puasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta'ala.
***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait