Tradisi Bungkus Ulang Jenazah, Ritual Khusus Penghormatan Buat Para Leluhur di Mamasa

Destriana Indria Pamungkas/Net Karanganyar
Tradisi membungkus jenazah Mamasa (Foto: Okezone)

MAMASA, iNewskaranganyar.id - Masyarakat  Mamasa di Sulawesi Barat memiliki tradisi unik yang hingga kini masih dipertahankan. yaitu tradisi membungkus ulang jenazah para leluhur. Seperti apa tradisi yang hingga kini masih dipertahankan masyarakat Mamasa Ini?

Mangngaro sendiri berasal dari kata “mang” yang berarti sebuah tindakan atau pekerjaan sedangkan “aro” artinya keluar. Maka jika diartikan Mangngaro berarti sedang mengeluarkan.

Dalam tradisi ini, para jenazah tidak diganti pakaiannya, melainkan ditambahkan balutan kain yang baru. Sehingga balutan tersebut akan membentuk buntalan seperti guling besar.

Dalam tradisi ini, para jenazah tidak diganti pakaiannya, melainkan ditambahkan balutan kain yang baru. Sehingga balutan tersebut akan membentuk buntalan seperti guling besar.

Sebelum melakukan prosesi Mangngaro, seluruh anggota keluarga dan kerabat yang dekat dengan jenazah akan melakukan pertemuan untuk membahas hal-hal terkait upacara, termasuk waktu dan tempat pelaksanaan.

Anggota keluarga biasanya juga akan melakukan ziarah kubur (meollong).

Mangngaro bisa dilaksanakan jika ada yang diatasnamakan, yaitu seseorang yang dipelima atau dipandan. Dipelima merupakan orang yang saat meninggal disembelihkan 9 ekor kerbau, sedangkan dipandan disembelihkan 16-25 ekor kerbau.

Selain itu, jenazah yang akan di aro biasanya sudah meninggal selama dua tahun atau lebih.

Dalam pelaksanaannya, Mangngaro akan dimulai dari keluarga dan kerabat yang berjalan beriringan ke kuburan. Pada prosesi ini, para perempuan diharuskan memakai pakaian adat yang berwarna hitam.

Setelah sampai dikuburan, jenazah akan dikeluarkan dari liang dan di arak ke tempat para kerabat perempuan menunggu. Arak-arakan jenazah akan melintasi sawah untuk menuju tenda yang sudah disiapkan. Tenda ini akan dijadikan tempat persemayaman jenazah.

Jenazah akan dibiarkan selama satu malam di bawah tenda yang sudah di sediakan. Malam harinya, prosesi pembungkusan ulang jenazah dilakukan. Sementara menunggu proses pembungkusan ulang, para pria akan melakukan ritual ma’badong, sedangkan para wanita melakukan ritual ma’sailo.

Dalam prosesi ini, warna kain untuk membungkus jenazah tidak boleh asal-asalan. Pasalnya, warna kain akan disesuaikan dengan hewan yang disembelih. Seperti warna merah yang berarti untuk dipelima atau dipandan.

Di keesokan harinya, Mangngaro dilanjutkan dengan menyembelih hewan ternak, seperti kerbau atau babi. Sebelum jenazah diarak kembali, anggota keluarga akan melakukan persembahan.

Setelah itu, acara akan dianggap selesai.

Demikian tradisi unik mangngaro, membungkus ulang jenazah para leluhur di Mamasa. ***

​​

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network