Yoyok memilih makanan berbahan sambal karena dianggap lebih diterima di masyarakat dan pangsa pasar di Yogyakarta masih luas dengan favorit sambal pedas manis.
Yoyok Hery Wahyono pendiri Waroeng SS. Foto: iNews.id
Awal merintis Waroeng SS, Yoyok hanya memiliki 5 orang karyawan. Modal sebesar Rp 9 juta didapat dari hasil tabungannya sebanyak Rp3 juta dan Rp6 juta berasal dari modal sepupunya.
Tak membutuhkan waktu yang lama warung tenda dagangannya langsung laris manis dikunjungi banyak penggemar kuliner pedas.
Ia tidak serta merta meraup profit yang besar walau saat itu warungnya laris manis. Misi awalnya Yoyok berusaha mempopularkan brand nya terlebih dahulu.
Satu setengah tahun merintis usahanya, Yoyok telah memiliki omzet Rp30 juta per bulan.
Agar mendapat profit yang maksimal tanpa menaikkan harga, berbagai usaha dilakukannya seperti melakukan pemilahan bahan baku yang murah namun berkualitas dan penghematan bahan bakar.
Dengan kemampuan yang didapatnya secara otodidak, Yoyok terus berproses hingga Waroeng SS terus berkembang dan menjamur.
Kini, Waroeng SS sudah berkembang menjadi 98 cabang tersebar di lebih dari 40 kota meliputi wilayah Jawa dan Bali, dan mempunyai 2 cabang yang berada di Kuala Lumpur. Jumlah karyawannya pun mencapai 3.600 orang.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait