Melihat Desa Unik di Turki, untuk Berkomunikasi Sehari-hari Warga Gunakan Bahasa Burung, Kok Bisa?

Novie Fauziah
Warga Desa Kuskoy, Turki berkomunikasi dengan bahasa burung (Foto: Instagram/@viola_and_the_world)

KARANGANYAR,iNews.id - Kebiasaan unik dimiliki warga yang tinggal di salah satu Desa terpencil di Turki. Desa itu bernama Desa Kuskoy.

Desa Kuskoy itu sendiri terletak di pegunungan terpencil Turki. Di mana warganya memiliki kebiasaan unik, yakni berkomunikasi dengan bahasa burung dengan tetangga lainnya seperti manusia pada umumnya. Namun yang membedakannya adalah dari cara yang digunakan.

Dilansir dari berbagai sumber, cara komunikasi layaknya burung sedang bersahutan itu dinamakan Turkish Bird language atau bahasa burung Turki.

Jika dilihat dan didengar dengan seksama, suara panggilan dan jawaban bahasa burung Turki itu seperti sedang bermain-main. Namun itulah cara mereka berkomunikasi, bahkan saling mengerti apa yang sedang dibicarakan.

Misalnya, seseorang meminta temannya untuk mengambil barang. Maka ia akan langsung melakukannya, karena memang mengerti apa yang sedang disiulkan oleh temannya tersebut.

Untuk itu, hal inilah yang membuat desa kecil ini menjadi menarik dan unik. Barangkali bagi orang dari luar Desa Kuskoy tidak akan mengerti dan paham apa yang sedang mereka komunikasikan, yaitu dengan bahasa burung.

Sementara itu, sebagian besar warga Desa Kuskoy ini memiliki mata pencaharian sebagai petani dan juga peternak. Tanaman pertanian yang mereka garap, seperti jagung, teh, buah bit dan aneka sayuran segar.

Salah seorang warga desa Kuskoy, Nazmiye Cakir, mencoba mempraktikkan siulan itu untuk berkomunikasi dengan warga lainnya. Ia juga menjelaskan, bagaimana dirinya belajar bersiul bahasa Turki.

"Jika ada warga yang meninggal dunia, maka keluarga akan menyiulkan berita di seluruh lembah," katanya seperti melansir laman Npr.

Namun ada satu hal yang tidak boleh dikomunikasikan dengan cara Turkish Bird language, yaitu soal percintaan. Jika itu terjadi, maka satu desa akan tahu percakapan asmara apa yang sedang didiskusikan.

Melihat fenomena langka ini, bio-psikolog berdarah Turki-Jerman, Onur Gunturkun pernah melakukan penelitian di Desa Kuskoy. Bagaimana warganya berkomunikasi dengan bahasa yang sangat unik.

"Saya benar-benar terpesona saat pertama kali mendengarnya. Dan saya langsung melihat relevansi bahasa ini untuk sains," ujar Onur Gunturkun.

Gunturkun telah melakukan penelitian asimetri otak yang menyatakan antara lain, bahwa bahasa lisan terutama diproses oleh belahan otak kiri, dan musik oleh kanan. Ada beberapa tumpang tindih dalam hal mengenali nada suara, misalnya – tetapi pada dasarnya mereka terlihat terpisah. Sungguh unik ya!

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network