Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah menjelaskan, kata radman adalah benteng dan pembendung yang kukuh. Ia adalah sesuatu yang diletakkan di atas sesuatu yang lain sehingga saling berdempet.
Ini menjadikannya jauh lebih kokoh daripada apa yang dinamai sadd yang juga dapat bermakna benteng atau pembendung.
Ini berarti Dzulqarnain menjanjikan mereka membangun benteng yang lebih baik dan kokoh daripada yang mereka minta. Kata zubr adalah bentuk jamak dari kata zubrah yaitu potongan-potongan besi yang besar.
Tentu saja bangunan itu bukan hanya dari besi dan tembaga semata-mata, tetapi juga batu dan lain-lain. Hanya saja karena besi itu yang terpenting apalagi tidak semudah menemukan batu, sekaligus untuk menggambarkan kekukuhannya, maka besi itulah yang secara khusus disebut di sini.
Kata ash-shadafain adalah bentuk dual dari kata ash-shadaf yaitu sisi dari suatu gunung. Kata ini tidak digunakan kecuali dalam bentuk dual. Asal katanya bermakna bertemu, sehingga tentu saja pertemuan memerlukan dua pihak. Dari sini kata yang digunakan al-Qur’an ini berarti kedua sisi gunung.
Maksudnya, besi yang ditumpuk tersebut telah memenuhi kedua sisi pertemuan kedua gunung dan telah rata dengan kedua puncak gunung itu. Kata qithran terambil dari kata qathara yakni menetes.
Yang dimaksud di sini adalah tembaga yang mencair. Salah satu cara yang ditempuh dewasa ini untuk menguatkan besi adalah mencampurkannya dengan kadar tertentu dari tembaga.
Dengan demikian petunjuk yang diberikan Allah kepada Dzulqarnain itu dan diabadikan dalam kitab suci al-Qur’an ini merupakan salah satu hakikat yang mendahului penemuan ilmiah sekian abad lamanya.
Setelah dinding yang berlapis-lapis itu selesai terbangun dan masyarakat pun menerimanya dengan penuh sukacita, Dzulqarnain bersyukur kepada Allah SWT
Hancurnya Benteng
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait