Dengan memakai pakaian ihram yang berwarna putih yang berarti suci, maka harus berniat dengan sungguh-sungguh untuk memakai pakaian kejujuran, kerendahan hati, kesucian jiwa, dan keikhlasan hanya karena Allah.
Menurut Ali Syariati, ketika di Miqat berperanlah sebagai manusia yang sesungguhnya, tanggalkan pakaian yang berbentuk (a) serigala (yang melambangkan kekejaman dan penindasan); (b) tikus yang melambangkan (kelicikan); (c) anjing (yang melambangkan tipu daya); (d) domba (yang melambangkan penghampaan).
Sedangkan M Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "Membumikan al-Qur’an" menambahkan setelah mengenakan pakaian ihram, maka sejumlah larangan pun harus diindahkan, tidak menyakiti binatang, membunuh, menumpakan darah, dan mencabut pepohonan. "Dengan demikian, manusia harus berfungsi untuk memelihara makhluk-makhluk Tuhan.
Dilarang juga memakai wangi-wangian, bercumbu, menikah dan berhias, karena manusia bukan materi semata-mata," ujarnya. Dan hiasan yang dinilai Tuhan adalah hiasan rohani.
Tinggalkan semua yang dilarang dan yang menghalangi untuk mengingat kepada Allah. Dalam keadaan demikianlah sambil mengucapkan talbiyah
“Labbaika Allahumma labbaik labbaik la syarikalah innal hamda wannikmata laka wal mulk”
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait