SOLO, iNews.id - Hiruk pikuk pernikahan Ketua MK Anwar Usman dengan Idayati, adik kandung Presiden Jokowi baru saja selesai.
Secara perlahan kondisi lalu lintas di depan Gedung Graha Saba Buana tempat dimana Anwar Usman dan Idayati mengikat janji suci kembali normal.
Normalnya kondisi lalu lintas di kawasan itu, seiring dibukannya kembali ruas jalan yang diblokade tak bisa dilalui, untuk memberikan akses para tamu-tamu penting hadir di pernikahan adik kandung orang nomer satu di Republik ini.
Kondisi serupa itupun dialami para wartawan baik Nasional dan Lokal yang meliput momen tersebut.
Pantauan iNewskaranganyar.id, di balik gegap gempitanya pernikahan tersebut, gerak para wartawan dibatasi sebuah pembatas.
Mereka diijinkan mengambil gambar hanya di bagian barat atau tepatnya didepan gedung dimana resepsi itu digelar.
Untuk bergerak itupun sulit. Meskipun sudah memakai id card liputan, gerak para wartawan tak begitu bebas. Mereka dilarang menyebrang jalan untuk mendekat pintu masuk tempat resepsi.
Bila nekat, sudah barang tentu aparat keamanan yang berjaga, meminta para wartawan untuk beranjak ke tempat yang sudah disediakan.
Praktis, para pencari berita ini hanya bisa memantau para tamu-tamu undangan yang datang diantaranya Ali Mochtar Ngabalin, Hidayat Nur Wahid, sambil memanggil nama para petinggi agar mereka menengok hanya untuk melambaikan tangan.
Kondisi berbeda justru tidak dialami para juru foto keliling. Tanpa id card, mereka bisa leluasa bergerak diantara aparat keamanan yang bertugas didepan pintu masuk atau keluar gedung Graha Saba Buana.
Para juru foto keliling ini begitu leluasa mengambil foto semua tamu undangan yang hadir. Tanpa takut untuk diusir.
Bahkan, seusai acara akad nikah hingga resepsi, para juru foto itu juga bebas mencegat dan menawarkan hasil jepretannya kepada tiap tamu.
Sebaliknya, wartawan yang nekat menyeberang jalan demi mewawancarai para pejabat tinggi negara justru dilarang.
Karena tuntutan kantor untuk bisa mewawancarai tokoh yang hadir, iNewskaranganyar.id, MNC Portal, INews TV serta dua wartawan dari media lain, nekat menyebrang jalan agar bisa mendekati sejumlah petinggi negara.
Beberapa pejabat yang bisa didekati seperti Hary Tanoesoedibjo, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Belum sempat untuk wawancara, seorang petugas keamanan berpakaian preman segera menghampiri wartawan dan meminta untuk segera pergi.
Namun karena belum dapat satupun juga, para pencari berita, sepakat untuk minggir kesamping pintu keluar.
Begitu melihat Hidayat Nur Wahid dan CEO MNC Grup Hary Tanoesoedibjo keluar, para pencari berita inipun langsung menghampiri dan mewawancarai.
"Aneh, kita dari media resmi pakai id card resmi tapi dilarang. Beda dengan mereka (tukang foto keliling) yang bebas bergerak,"papar salah satu wartawan pada iNewskaranganyar.id.
Bahkan saat iNewskaranganyar.id berterima kasih pada salah satu petugas berpakaian preman yang sedari tadi berusaha meminta para jurnalis menjauh dari lokasi menjawab dengan nada yang tinggi.
"Kalian yang enak, kami yang di marahi habis-habisan,"jawabnya besengut.
Editor : Ditya Arnanta