6. Rowo Bayu
Tempat wisata angker di Banyuwangi selanjutnya Rowo Bayu. Tempat ini memiliki lokasi yang hening dan penuh misteri. Tepat disinilah awal mula kabupaten Banyuwangi lahir, pada 18 Desember 1771.
Di tempat inilah terjadi pertempuran antara kerajaan Blambangan dengan Belanda. Dengan kesaktian para pati-pati raja dan tekad rakyat Blambangan, perang ini dimenangkan oleh kerajaan Blambangan.
Banyaknya korban membuat tempat ini menjadi hunian makhluk halus. Pimpinan mahluk astral itu dinamakan Nyai Resek, sosok yang bijaksana dan mempunyai wajah yang cantik dan dijaga oleh prajurit-prajurit.
7. Pantai Boom
Tempat wisata angker di Banyuwangi berikutnya Pantai Boom. Dahulu pantai ini dijadikan sebagai pelabuhan utama kota Banyuwangi dan pernah terjadi tragedi yang mengerikan yang dikenal sebagai tragedi INKAI.
Banyaknya korban disebabkan oleh air laut yang tiba-tiba memunculkan gelombang besar sehingga menyeret 26 karateka ke laut. Menurut supranatural tempat ini adalah dapur dari kerajaan besar bangsa jin dan pusat dari kerajaan tersebut berada di Alas Purwo.
8. Pantai Watu Dodol
Tempat wisata angker di Banyuwangi lainnya pantai Watu Dodol. Tempat ini kental akan dunia lain. Pernah terjadi peristiwa seorang dukun yang digantung hidup–hidup disini. Patung Gandrung yang menjadi ikon dari kabupaten Banyuwangi ini jika malam akan terlihat bergerak sendiri dan menari–nari. Para warga setempat mempercayai Pantai Watu Dodol sebagai tempat wisata mistis di Banyuwangi.
9. Alas Purwo
Alas Purwo juga merupakan tempat wisata angker di Banyuwangi. Tempat ini dikenal dengan hutan terangker dan menjadi misteri yang tak terpecahkan hingga saat ini. Namun, sesepuh warga setempat percaya bahwa Alas Purwo adalah tempat berkumpulnya jin seantero nusantara.
10. Pabrik Saranite
Tempat wisata angker di Banyuwangi yang terakhir Pabrik Saranite. Pabrik ini sudah tidak beroperasi lagi karena sering terjadi hal-hal aneh. Ada sebuah kejadian kapal baru yang tiba-tiba berada di dermaga, padahal tidak ada yang memindahkan. Kapal tersebut pindah sendiri karena belum di “SELAMETI” alias belum diadakan acara syukuran. Di pabrik ini juga terdapat sebuah cerobong asap yang katanya menjadi sangkarnya seekor naga besar.
Editor : Ditya Arnanta